Metode Sharing Kitab Suci : REVIVING BIBLE
Posted by Kasih Yesus Belajar Alkitab 4:09 AM
METODE : REVIVING BIBLE
Menghidupkan Kembali Alkitab
A. LATAR BELAKANG
METODE
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa manusia bisa mengerti pembelajaran
hanya 10% dari mendengar akan tetapi akan mengerti 80% dari melihat visualisasi
serta pengalaman, oleh karena itu metode sharing ini dikembangkan agar setiap
peserta kelompok dapat mengerti secara jelas maksud dan arti perikop Kitab
Suci. Metode ini dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kecil dan kelompok
besar.
B.
TUJUAN
- Agar
peserta dapat memandang kisah dalam Kitab Suci dari sudut pandang pelaku
yang terlibat dalam kisah tersebut, sehingga kisah tersebut seakan-akan sedang berlangsung/ terjadi
sekarang.
- Agar
peserta dapat belajar dari karakter tokoh-tokoh dalam Kitab Suci, sebagai
dasar untuk pengembangan karakter pribadi.
C.
PESERTA
- Umum, usia
remaja-dewasa.
- Metode ini
dapat diterapkan pada semua orang yang sekurang-kurangnya sudah pernah
mengetahui kisah-kisah populer dalam kitab suci.
- Jumlah
peserta dalam satu kelompok kecil adalah sebanyak 6-8 orang, tidak termasuk
satu orang fasilitator.
- Jumlah peserta
dalam kelompok besar adalah 10 kelompok (60-80 orang), tidak termasuk
fasilitator.
D.
PROSEDUR :
Fasilitator Utama menjelaskan tata cara dan aturan main
dalam sharing kelompok yaitu Kelompok
Besar (60-80 orang) dan Kelompok Kecil (6-8 orang) yaitu sbb:
KELOMPOK KECIL
(6-8 orang)
- Doa pembukaan
untuk mengundang Roh Kudus dalam kelompok ini, dipimpin oleh fasilitator.
- Teks
pilihan dari kitab suci dibaca oleh fasilitator sebanyak satu kali
kemudian fasilitator menerangkan situasi dalam perikop yaitu lokasi tempat,
suasana saat itu, tokoh-tokoh yang terlibat, topik kejadian dsb.
- Teks
dibaca secara pribadi oleh peserta untuk memahami garis besar kisah yang
dipilih, sambil memilih tokoh yang berkesan bagi dirinya (berkesan =
memiliki karakter yang mirip tokoh tersebut/ mengalami hal yang serupa
dengan tokoh tersebut/ memiliki pengalaman berkesan dengan orang yang
memiliki karakter mirip tokoh tersebut, dsb).
- Fasilitator
memberikan pertanyaan kepada peserta tentang situasi kondisi yang terjadi,
perkataan/tanggapan setiap tokoh, peran Yesus, hasil/kejadian dalam
perikop sehingga setiap peserta :
a. Mengisahkan
kembali kisah tersebut dari sudut pandang tokoh yang dipilihnya.
b. Mensharingkan
apa yang ia rasakan, dengar, dan lihat sebagai tokoh dalam kisah tersebut.
c. Bagaimana
karakter tokoh itu?
d. Jika
dibandingkan antara karakter tokoh itu dengan karakter dirinya sendiri, maka
karakter apa yang harus ia kembangkan atau ia hilangkan dalam dirinya?
e. Menyebutkan
komitmennya untuk menjadi pribadi yang lebih baik di waktu yang akan datang.
(Note. Fasilitator membuat catatan kecil siapa yang
paling cocok untuk memerankan tokoh tersebut dalam sebuah drama singkat).
- Ciptakan
suasana hening agar peserta dapat meresapkan imajinasinya. Juga agar dapat
merenungkan dan membandingkan karakter tokoh yang dipilihnya dengan
karakter dirinya sendiri. Saat hening ini juga memberi kesempatan bagi
peserta untuk mengekspresikan perasaannya secara pribadi dalam kertas/buku
tulis masing-masing.
- Setelah seluruh
peserta dapat mengerti benar dan mampu memvisualisasikan kejadian dalam perikop
dalam diskusi dan pikiran
masing-masing maka selanjutnya fasilitator memilih setiap peserta untuk
memerankan tokoh tersebut dalam sebuah drama singkat.
- Para peserta
yang terpilih memerankan tokoh tersebut secara mendalam dan menghayati
perannya sehingga situasi dalam alkitab menjadi hadir kembali (hidup) saat
sekarang ini. Peserta yang tidak mendapatkan peran bisa memperhatikan
drama tersebut sambil berdoa, tetapi fasilitator memaksimalkan agar setiap
peserta dalam kelompok kecil ini memainkan perannya masing-masing.
- Waktunya setiap
peserta yang terpilih untuk akting memperagakan dalam sebuah drama singkat
tentang situasi dalam perikop tersebut. Diusahakan menghidupkan kembali
situasi dalam perikop tersebut dalam ekspresi nyata (tertawa, menangis, tekejut, sakit, sehat
dsb.)
- Setelah
selesai maka fasilitator menutup dengan DOA.
KELOMPOK BESAR (60-80 orang)
Pemimpin Fasilitator
memilih 2-3 kelompok yang terbaik utnuk menunjukkan kebolehannya dalam berakting
dalam kelompok besar sehingga seluruh peserta besar memahami secara lebih
detail dari perikop Kitab Suci.
E.
BACAAN YANG COCOK
Bacaan yang
cocok untuk metode ini adalah bacaan/ perikop Kitab Suci dengan jenis sastra
prosa naratif (berbentuk cerita), baik kisah-kisah, maupun perumpamaan, dengan
jumlah tokoh (manusia) yang terlibat lebih dari dua orang. Sebisa mungkin ada
tokoh antagonis dan protagonis. Bacaan tersebut sebaiknya memiliki puncak
(klimaks) dalam alurnya.
Contoh bacaan
yang sesuai :
·
Kej 33:1-11 (Yakub berbaik kembali dengan Esau)
·
1 Sam 17:40-54 (Perkelahian Daud dengan Goliat)
·
1 Sam 16:1-13 (Daud diurapi menjadi raja)
·
Rut 1:1-22 (Rut dan Naomi)
·
Mat 10:1-13 (Yesus memanggil keduabelas rasul)
·
Mrk 5:21-43 (Anak kepala rumah ibadat, perempuan yang
sakit pendarahan)
·
Luk 15:11-32 (Perumpamaan
tentang anak yang hilang)
·
Luk 23:33-43 (Yesus disalibkan)
·
Yoh 6:16-21 (Yesus berjalan di atas air)
·
Luk 19:1-10 (Zakheus)
·
Mrk 2:1-12 (Orang lumpuh disembuhkan)
·
Yoh 9:1-40 (Orang yang buta sejak lahirnya)
F.
ANALISIS
Ø Kelebihan :
·
Dengan metode ini, seseorang dapat melihat suatu kisah
dari sudut pandang yang berbeda, sehingga memberikan pemahaman baru tentang
kisah tersebut.
·
Setiap peserta dapat bercermin dari karakter para
tokoh dalam kisah, dan diharapkan dapat mengambil hal positif dari tokoh
tersebut dan membuang yang negatif, sehingga akhirnya dapat berkomitmen untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
·
Dengan menggunakan teks bacaan tanpa pembagian ayat
(manuscript), peserta dapat melihat bacaan dengan cara baru, dan bisa menggali
lebih banyak dari teks tersebut.
Ø Kekurangan :
·
Kecenderungan peserta untuk memilih tokoh protagonis,
atau tokoh yang paling mudah dianalisa karakternya. Mungkin terjadi seluruh
peserta memilih tokoh yang sama dan sharing yang dikemukakan hampir sama dan
tidak terlalu berkembang.
·
Bagi peserta yang tidak suka bicara (introvert)
mungkin hanya akan menyampaikan sharing yang sangat singkat. Fasilitator perlu
menyiapkan pertanyaan “pancingan”, agar peserta tersebut bisa berbicara lebih
banyak.
Peserta akan
merasa malu/minder/tidak mampu memerankan tokoh dalam sebuah drama singkat.
Fasilitator perlu memberikan dorongan dan semangat untuk memerankan acting tersebut.
SELAMAT MENCOBA...?!