Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita
Renungan Harian 3:53 PM
"Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan
Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena
sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku
akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya:
"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja
sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang
bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah
seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi:
Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka
ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan
berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun
di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang
dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak
dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan
dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan
terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu:
"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada
saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun
melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka
dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun
bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus
banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir
roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu
terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Mat 5:8-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
Yesus
adalah Penyelamat Dunia, Ia datang ke dunia untuk menyelamakan seluruh
dunia seisinya, tentu saja terutama manusia. Maka mereka yang sakit
disembuhkan, yang berdosa diampuni, yang kesepian diperhatikan, yang
lapar dan haus diberi makan dan minum dst.. Dalam kisah Warta Gembira
hari ini dikisahkan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit serta mengusir
setan. "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita", demikian
firman yang disampaikan nabi Yesaya perihal Penyelamat Dunia. Maka
baiklah kita semua yang beriman kepadaNya hidup dan bertindak
meneladanNya: hendaknya kita senantiasa siap sedia memikul kelemahan dan
menanggung penyakit orang lain. Yang lemah kita kuatkan dan yang sakit
kita sembuhkan, tentu saja tidak hanya secara fisik saja, melainkan juga
secara spiritual, yaitu mereka yang sakit hati, sakit jiwa atau sakit
akal budi. Pertama-tama dan terutama marilah kita perhatikan mereka yang
sakit hati dan sakit jiwa, dimana pada umumnya mereka mudah ngambeg
atau marah-marah. Tentu saja menghadapi mereka yang mudah ngambeg dan
marah-marah dibutuhkan kerendahan hati serta kasih pengampunan. Mereka
yang mudah ngambeg atau marah-marah pada umumnya mengalami krisis
afeksi, merasa kurang dikasihi dan terancam terus-menerus, maka
hendaknya jangan dilecehkan atau direndahkan lagi, entah dengan
kata-kata maupun tindakan. Angkatlah apa yang baik dan mengesan di hati
mereka agar mereka sembuh dari sakit hati atau sakit jiwanya. Jika kita
tak mampu membantu menyembuhkan, baiklah meneladan perwira sebagaimana
dikisahkan hari ini, marilah kita datang menghadap Tuhan artinya
mendoakannya.
· "Berteriaklah
kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata
bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat,
janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada
permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di
hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu,
yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!" (Rat
2:18-19). Kutipan ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar siang
malam, kapan pun dan dimana pun tidak melupakan doa. Doa yang benar dan
baik hemat saya bukan panjangnya kata-kata atau gerak-gerik anggota
tubuh, melainkan hati yang terarah kepada Yang Ilahi, sehingga cara
hidup dan cara bertindak senantiasa sesuai dengan kehendak Yang Ilahi.
Maka baiklah kita senantiasa membuka hati, jiwa dan akal budi kita akan
aneka masukan kehendak baik saudara-saudari kita sebagai kepanjangan
kehendak Yang Ilahi. Tentu saja secara konkret kita juga harus membuka
diri terhadap mereka yang sungguh membutuhkan perhatian dan sapaan kita,
yaitu mereka yang miskin dan berkekurangan dalam aneka hal kebutuhan
hidup sehari-hari yang layak. Kami ingatkan juga bahwa meskipun kita
dalam keadaan sendirian di jalanan atau di rumah untuk tidak melakukan
hal-hal yang jahat atau tak bermoral, ingatlah dan sadari mungkin tidak
ada orang lain yang tahu, tetapi Tuhan mengetahui semuanya.
"Mengapa,
ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu
terhadap kambing domba gembalaan-Mu? Ingatlah akan umat-Mu yang telah
Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu
sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami. Ringankanlah
langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah
dimusnahkan musuh di tempat kudus." (Mzm 74:1-3)
Redaksi : Ign Sumarya SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
3:53 PM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0