Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia
Renungan Harian 9:20 AM
Anak
yang masih dalam kandungan ibu pada umumnya, sang ibu dan bapak sudah
mulai merencanakan nama anak yang akan lahir nanti; menyiapkan dua nama
laki-laki atau perempuan. Dengan kata lain pemberian nama pada anak
datangnya tidak tiba-tiba, melainkan dipikirkan dan direnungkan cukup
lama, sesuai dengan dambaan atau harapan terhadap anak tersebut. Dalam
suku-suku tertentu memiliki tradisi: nama marga harus dipakai dalam nama
anak yang baru saja dilahirkan, sebagaimana juga harus terjadi dengan
anak yang dilahirkan oleh Elisabet: anak laki-laki yang dilahirkan harus
menggunakan nama ayahnya, yaitu Zakheus. Namun Zakheus telah menerima
wahyu dari Allah ketika ia akan dikandung oleh Elisabet, bahwa Elisabet
isterinya akan mengandung seorang anak laki-laki dan harus dinamai
Yohanes. Pemberian nama Yohanes pada anak yang dilahirkan oleh Elisabet
menggemparkan saudari-saudarinya dan masyarakat, karena tidak seperti
biasanya, maka merekapun berseru atau bertanya-tanya "Menjadi apakah anak ini nanti?".
"Menjadi apakah anak ini nanti? Karena tangan Tuhan menyerati dia" (Luk 1:65)
Kelahiran
Yohanes secara fisik kiranya sungguh merupakan keajaiban atau anugerah
luar biasa, karena dalam usia lansia Elisabet mengandung dan
melahirkannya, ia yang telah disebut mandul tiba-tiba mengandung dan
melahirkan seorang anak. Kehendak Tuhan memang tidak sama dengan
kehendak manusia, dan berkenaan dengan Yohanes pun kiranya ayahnya,
Zakheus maupun ibunya, Elisabet, pasti berjanji kepada Tuhan jika
dianugerahi anak akan dipersembahkan kepada Tuhan, dan terserah Tuhan
menghendakinya. Tangan Tuhan menyertai Yohanes sejak masih ada di dalam
kandungan atau rahim Elisabet; berada di tangan Tuhan memang mau tak mau
harus setia mengikuti kehendak dan perintah Tuhan.
"Jangan
takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet,
isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah
engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira,
bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia
akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman
keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia
akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang
durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan
bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." (Luk 1:13-17), demikian
sabda Tuhan melalui malaikatNya perihal masa depan Yohanes, yang telah
lahir dari kandungan Elisabet.
Yohanes memiliki tugas dan panggilan "menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagiNya", dengan
kata lain ia dipanggil menjadi 'bentara Penyelamat Dunia', orang yang
mempersiapkan dan merintis jalan bagi kedatangan Penyelamat Dunia.
Sebagai orang beriman berarti Tuhan senantiasa menyertai kita, maka kita
sebagai orang beriman juga dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi
Tuhan, mempersiapkan saudara-saudari kita, umat manusia untuk siap sedia
menerima kedatangan Tuhan. Salah satu tugas atau pekerjaan orang yang
mempersiapkan kedatangan orang penting dan terhormat adalah mengadakan
pembersihan lingkungan, mengatur lingkungan hidup sedemikian rupa
sehingga layak untuk didatangi atau dikunjungi. Kita dipanggil untuk
mempersiapkan kedatangan Tuhan berarti kita harus lebih baik
mengusahakan kebersihan dan kelayakan lingkungan hidup.
Membersihkan
dan mengatur lingkungan hidup tentu saja pertama-tama dan terutama yang
perlu dibersihkan dan diatur ialah manusia-manusianya, karena jika
manusianya bersih dan teratur dengan demikian lingkungan hidup juga akan
bersih dan teratur. Manusia yang bersih artinya bersih dari dosa,
dengan kata lain hidupnya baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, maka
marilah kita ajak saudara-saudari kita yang berdosa untuk bertobat.
Marilah mereka yang cara hidup dan cara bertindak amburadul kita ajak
hidup dan bertindak teratur. Salah satu bentuk keteraturan antara lain
orang setia dan disiplin dalam melaksanakan tugas pekerjaan atau
kewajibannya. Kesetiaan dan kedisiplinan pada masa kini sungguh mendedak
dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.
"Menjelang
kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel
supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika Yohanes
hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang
kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut
dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudaraku, baik yang
termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar
keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita" (Kis 13:24-26)
"Membuka kasut dari kakiNya pun aku tidak layak", demikian
ungkapan atau kata Yohanes yang hendaknya kita renungkan atau
refleksikan serta hayati. Kata-kata atau ungkapan ini hemat saya
menunjukkan kerendahan hati seseorang, dan keutamaan kerendahan hati
merupakan keutamaan dasar dan utama, yang mendasari keutamaan-keutamaan
lainnya. Sekali lagi kami angkat salah satu arti rendah hati,
sebagaimana pernah saya sampaikan: "Rendah hati adalah sikap dan
perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu
dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih
dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24)
Penghayatan
rendah hati pada masa kini antara lain adalah tidak mudah mengeluh atau
menggerutu ketika menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan selera
pribadi atau orang menyakiti dan mempersulit hidup dan kerja kita. Pada
masa kini hemat kami orang dengan mudah mengeluh dan menggerutu ketika
harus mengkonsumi makanan yang tidak enak namun sehat, demikian juga
ketika harus bekerja berat sesuai dengan panggilan dan tugas
pengutusannya. Kami harapkan anak-anak sedini mungkin dibiasakan
mengkomsumi makanan dan minuman yang sehat meskipun tidak enak dengan
berpedoman pada 'empat sehat lima sempurna'. Jika orang dalam hal
makan dan minum tidak mudah mengeluh atau menggerutu, maka yang
bersangkutan juga akan mudah untuk berperilaku rendah hati.
"Terlalu
sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku
Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih
terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung
bumi." (Yes
49:6), demikian firman Allah kepada Yesaya, sang nabi. Sebagai orang
beriman kita memiliki panggilan kenabian juga, maka marilah kita
senantiasa berusaha untuk menjadi 'terang bagi bangsa-bangsa'. Hidup
dan bertindak menjadi terang berarti senantiasa dalam keadaan baik,
bermoral dan berbudi pekerti luhur alias tidak pernah mengecewakan dan
melukai orang lain sedikitpun. Dengan kata lain marilah kita senantiasa
saling berbuat bagi dengan sesama atau saudara-saudari kita tanpa
pandang bulu atau SARA.
"Engkaulah
yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku
bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.Tulang-tulangku tidak
terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan
aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah" (Mzm 139:13-15)
Redaksi : Ign Sumarya SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
9:20 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0