Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan
Renungan Harian 8:16 AM
Tak
seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia
akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata
kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung
di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan
bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu
yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun
Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak
berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah
mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke
dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang
yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata:
Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang
akan kami pakai?Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan
semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu
kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:24-34),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
Cukup
banyak orang pada masa kini hidup mendua atau bekerja siang malam
serta kurang istirahat karena khawatir akan apa yang akan dipakai,
dimakan dan diminum hari esok. Ada juga orang yang mengumpulkan harta
benda atau uang untuk ˜tujuh turunan", sehingga siang malam kerja keras
dan mungkin juga termasuk melakukan korupsi. Sabda hari ini kiranya
mengajak dan mengingatkan kita semua untuk setia pada tugas dan
panggilan atau pekerjaan utama, bukan sambilan atau sampingan. Memang
tugas sambilan atau sampingan sering lebih enak dan nikmat, sebagaimana
isteri kedua atau suami kedua alias WIL atau PIL, karena kurang atau
tidak menuntut tanggungjawab, dan yang penting membayar dengan uang.
Janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, demikian sabda Yesus, yang hemat saya juga sering kita doakan setiap hari dalam doa Bapa Kami, yaitu Berilah kami rezeki hari ini secukupnya. Secukupnya berarti bukan sebanyak-banyaknya. Kembali perihal hidup mendua atau double life, yang sering dilakukan oleh mereka yang terpanggil, entah terpanggil
menjadi imam, bruder, suster maupun bapak dan ibu. Ada orang sukses
dalam tugas sebagai imam, bruder atau suster, tetapi sukses juga secara
diam-diam dalam hal berpacaran, demikian juga ada orang yang nampak
mesra dengan pasangan hidupnya, tetapi juga sukses dan mesra dengan
teman selingkuhnya. Kepada mereka yang hidup mendua kami ajak untuk
bertobat dan kembali kepada tugas atau panggilan utama atau pokok.
"Beginilah
firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga
kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun
meninggalkan kamu!" (2Taw 24:20). Kita semua kiranya mendambakan
senantiasa beruntung dalam kehidupan dan tugas maupun pekerjaan kita
masing-masing. Jika kita mendambakan keberuntungan hendaknya jangan
pernah meninggalkan Tuhan dalam hidup dan kerja setiap hari dimana pun
dan kapan pun. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa kita semua berasal
dari Tuhan dan harus kembali kepada Tuhan pada waktunya, yaitu ketika
dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Kita akan dapat kembali hidup
mulia bersama Tuhan di sorga jika selama hidup di dunia ini kita
senantiasa bersamaNya, artinya hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti
luhur. Tidak meninggalkan Tuhan berarti juga tidak pernah selingkuh
atau menyeleweng dari tugas dan panggilan atau pekerjaan utama.
Perselingkuhan suami atau isteri pada masa kini semakin marak, seiring
dengan kebebasan dan kemudahan berkomunikasi, entah melalui HP atau
Internet. Bahkan saya pernah mendengar ada kelompok ibu-ibu yang
berselingkuh dan telah bercerai dengan suami atau pasangan hidupnya,
dengan kata lain menjual diri atau melacur dengan bebas. Demikian juga
ada pemuda atau bapak yang menjadi gigolo alias piala bergilir bagi
para ibu atau perempuan yang haus akan seks. Tuhan hadir dan berkarya
dimana-mana dan kapan saja, tak terikat oleh ruang dan waktu, maka
segala perselingkuhan anda akan diketahui olehNya.
Aku
akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan
perjanjian-Ku teguh bagi dia. Aku menjamin akan adanya anak cucunya
sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit. Jika anak-anaknya
meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika
ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada
perintah-perintah-Ku (Mzm 89:29-32)
Redaksi : Ign Sumarya SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
8:16 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0