Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?
Renungan Harian 8:15 AM
Orang-orang
yang tergolong miskin di Indonesia masih cukup banyak, meskipun untuk
sementara orang semakin kaya dan sejahtera. Jika dicermati anggaran
pemerintah Indonesia telah dialokasikan jumlah yang cukup besar, melalui
Departemen Sosia, Agama maupun Pendidikan, namun jumlah dana yang
langsung disampaikan kepada orang-orang miskin hanya sedikit dan
sebagian dana anggaran dikorupsi oleh para pejabat maupun para pegawai
yang terkait dan berkarya dalam departemen-departemen tersebut di atas.
Indonesia ini sebenarnya kaya akan hasil bumi serta pendapatan dari
pajak cukup besar, dan dengan demikian sebenarnya memiliki kekayaan yang
memadai untuk seluruh rakyat guna hidup sejahtera dan bahagia. Sekali
lagi korupsi dalam pengelolaan atau pengurusan pajak masih meraja lela,
demikian juga hasil bumi hanya dinikmati oleh segelintir orang, maka
rakyat miskin semakin bertambah. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan
Yesus karena tergerak hatiNya oleh belaskasihan menggandakan roti dan
ikan untuk memberi makan ribuan orang yang sedang kelaparan, maka kami
berharap anda sekalian berbesar hati dan rela berkorban, meneladan
seorang anak yang rela mempersembahkan semuanya bekal lima roti dan dua
ekor ikan kepada Tuhan, untuk dibagikan kepada mereka yang miskin dan
kelaparan.
"Yesus
mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada
mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan
itu, sebanyak yang mereka kehendaki" (Yoh 6:11)
Berdoa
dan bersyukur itulah yang dilakukan oleh Yesus dalam mengadakan mujizat
penggandaan roti dan ikan. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil
untuk senantiasa berdoa dan bersyukur dalam perjalanan hidup, panggilan
dan tugas pengutusan kita masing-masing. Memang hemat saya isi doa kita
yang utama dan pertama-tama hemat saya adalah syukur, bersyukur karena
kita dianugerahi hidup serta segala sesuatu yang kita butuhkan untuk
hidup, sehingga kita dapat hidup sebagaimana adanya pada saat ini.
Sekali lagi kami ingatkan kita semua bahwa segala sesuatu yang kita
miliki dan kuasai serta telah kita nikmati sampai kini adalah anugerah
Allah yang telah kita terima melalui sekian banyak orang yang telah
berbuat baik kepada kita, mengasihi dan memperhatikan kita melalui aneka
cara dan bentuk.
Allah
telah menyediakan aneka kebutuhan bagi manusia agar dapat hidup
sejahtera dan damai bahagia, dan segala jenis harta benda yang tercipta
berkat kerjasama kita manusia juga pada dirinya bersifat sosial, maka
semakin memiliki aneka jenis harta benda hendaknya senantiasa hidup
sosial. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kiranya setiap
hari kita berdoa Bapa Kami, yang diajarkan oleh Yesus, dan diantaranya
kita berdoa "Berilah kami rejeki hari ini". Isi
doa ini tidak lain adalah permohonan kita agar kita senantiasa hidup
sederhana dan tidak berfoya-foya, tidak serakah sebagaimana dilakukan
banyak orang yang berusaha mengumpulkan harta benda dan uang untuk tujuh
turunan, sehingga orang lain tidak memperoleh bagian. Kita dapat
meneladan tokoh dunia, misalnya Mahadma Gandi dan Ibu Teresa dari India,
yang sungguh hidup sangat sederhana serta memperhatikan mereka yang
miskin, berkekurangan, dan kurang diperhatikan.
Kepada
mereka yang mempekerjakan orang dalam usahanya kami harapkan memberi
imbal jasa atau gaji yang memadai untuk hidup layak kepada para pegawai,
buruh atau pembantunya. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa segala usaha
maupun hasil usaha anda sangat tergantung dari mereka, yang bekerja
membantu dan menjalankan usaha anda, tanpa mereka usaha anda tidak dapat
berlangsung dan berkembang sebagaimana adanya pada saat ini. Sebagai
warga masyarakat kami harapkan kita peka terhadap saudara-saudari kita
yang miskin, menderita dan berkekurangan, dan hendaknya kita solider
terhadap mereka dengan memberikan sebagian harta benda dan kekayaan kita
bagi mereka.
Sebagai
orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kiranya kita juga dipanggil
meneladan kenabianNya, sehingga siapapun yang bertemu dengan kita atau
kita layani akan berkata sebagaimana orang-orang yang telah menikmati
penggandaan roti dan ikan berkata "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia"
. Dengan kata lain biarlah mereka yang bertemu dengan kita atau kita
layani senantiasa menyaksikan Allah yang hidup dan berkarya dalam diri
kita yang lemah dan rapuh ini. Marilah kita sebarluaskan kebenaran ilahi
antara lain bahwa manusia adalah makhluk sosial, demikian juga aneka
jenis harta benda pada dirinya bersifat sosial.
"Sebab
itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan,
supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan
dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut,
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Ef 4:1-2)
Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak "rendah hati, lemah lembut, sabar dan saling membantu dalam kasih". Maka
kepada mereka yang hidup dan bertindak sombong, kasar dan tergesa-gesa
serta kurang mengasihi dan membantu alias egois kami harapkan bertobat
atau memperbaharui diri menjadi rendah hati, lemah lembut, sabar dan
saling membantu dalam kasih. Sekali lagi kami ingatkan dan angkat bahwa
penghayatan rendah hati pada masa kini antara lain dapat kita wujudkan
dengan tidak mengeluh atau menggerutu ketika kita harus menghadapi
masalah, tantangan, hambataan atau gangguan dalam cara hidup dan cara
bertindak kita yang setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan.
Kerendahan hati merupakan keutamaan dasar dan utama yang harus kita
hayati dan sebarluaskan.
Marilah
kita saling membantu dalam dan dengan kasih, lembah lembut dan sabar
satu sama lain. Hendaknya pertama-tama kita sadari dan hayati bahwa
masing-masing dari kita dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya
pada saat ini karena bantuan orang lain yang begitu banyak dan melimpah,
sejak kita dilahirkan dari rahim ibu kita masing-masing. Kasih tidak
dapat dibatasi, maka hendaknya kita membantu siapapun, tanpa pandang
bulu atau SARA, lebih-lebih mereka yang miskin dan berkekurangan. "Sabar
adalah sikap daan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam
mengendalikan gejolak-gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan
semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah. Ini diwujudkan
dalam perilaku dan sikap dan menerima apa pun. Perilaku ini diwujudkan
dalam hubungannya dengan diri sendiri" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit:
Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal
24). Dalam membantu orang lain kiranya kita tak akan terlepas dari aneka
rangsangan dan masalah yang mendorong kita untuk marah, menggerutu,
mengeluh atau tidak sabar.
"Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."
(2Raj 4:43), demikian firman Tuhan melalui Elisa. Kutipan ini kiranya
semakin memperjelas, memperteguh dan menguatkan kita untuk saling
membantu satu sama lain dalam hidup dan kerja bersama. Sekali lagi anda
semua kami ajak untuk memperhatikan dan membantu saudara-saudari kita
yang kelaparan karena keterbatasan-keterbatasannya. Jika anda tidak tahu
kepada siapa harus membantu, maka salurkan bantuan anda melalui yayasan
sosial yang dapat dipercaya atau secara langsung mendatangi panti-panti
asuhan yang mengasuh mereka yang miskin dan berkekurangan maupun yang
mengurus dan mengelola bayi-bayi sebagai korban perkosaan atau pergaulan
seks bebas.
"Mata
sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan
pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan
mengenyangkan segala yang hidup. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada
setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru
kepada-Nya dalam kesetiaan" (Mzm 145:15-18)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
8:15 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0