Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai
Renungan Harian 8:07 AM
(Yer 7:1-11: Mat 13:24-30)
"Yesus
membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di
ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya
menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum
itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah
hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih
baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab
tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba
itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada
waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama
sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai:
Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk
dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." (Mat 13:24-30) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Allah
memang sungguh menganugerahkan kebebasan luar biasa kepada manusia,
sejak manusia diciptakan. Namun sungguh memprihatinkan bahwa cukup
banyak manusia menyalagunakan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah
tersebut, antara lain dengan hidup dan bertindak menurut kemauan atau
keinginan pribadi, mengikuti hawa nafsunya, misalnya dalam kenikmatan
tidur/istirahat, makan dan minum maupun hal-hal seksual. Dampaknya
adalah bahwa manusia di bumi ini merupakan ciptaan tertinggi dan
termulia akhirnya dijajah oleh ciptaan-ciptaan lainnya maupun aneka
hasil ciptaan atau kreasinya sendiri. Memang selama hidup dan bekerja
ini kita berada di persimpangan jalan, ada di antara daya tarik Roh
Kudus atau daya tarik Setan, dorongan untuk berbuat baik atau berbuat
jahat. Untuk menghadapi keberadaan kita yang ada di persimpangan jalan
ini hemat saya penting sekali bagi kita untuk terampil dalam hal
pembedaan roh atau spiritual discernment. Keterampilan ini dapat
kita latih dengan tekun dan setia melakukan pemeriksaan batin atau
refleksi setiap hari. Maka hendaknya setiap hari melakukan pemeriksaan
batin, yaitu malam menjelang istirahat malam. Pemeriksaan batin dapat
dilakukan dimana saja. Selain pemeriksaan batin kami mengharapkan kita
semua agar dalam hidup dan bekerja sehari-hari senantiasa menanggapi
secara positif aneka ajakan dan dorongan untuk melakukan apa yang baik,
membahagiakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia,
sebaliknya kami juga berharap untuk senantiasa menolak ajakan atau
dorongan untuk melakukan apa yang jahat, misalnya korupsi yang marak
masa kini. Kita semua sudah tahu buah dari mereka yang melakukan
korupsi, sebagaimana hampir setiap hari diberitakan dalam mass media:
para koruptor menderita dan sengsara buahnya.
· "Perbaikilah
tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu
di tempat ini. Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi"
(Yer 7:3-4), demikian firman Allah melalui nabi Yeremia. Panggilan
utama seorang nabi memang untuk mengajak manusia memperbaiki tingkah
lakunya yang jahat. Ajakan macam ini kiranya juga sering kita dengarkan
melalui berbagai kesempatan, misalnya dalam kotbah di dalam
ibadat-ibadat, dalam kesempatan mengikuti rekoleksi atau retret dst..
Kami berharap ketika mendengarkan ajakan-ajakan untuk memperbaiki
tingkah laku kita segera ditanggapi secara positif, alias segera
dilaksanakan tanpa ditunda-tunda. Marilah kita gunakan kebebasan yang
dianugerahkan oleh Allah untuk memperbaiki tingkah laku kita yang tidak
baik atau jahat. Kita juga diingatkan untuk menjadi peka terhadap aneka
perkataan dusta atau bohong, yang juga marak di sana-sini dalam hidup
kita sehari-hari. Tentu saja dari pihak kita sendiri hendaknya kita juga
tidak pernah berkata dusta atau bohong, melainkan senantiasa berusaha
berkata benar, apa adanya, sebagai penghayatan rahmat kenabian yang
dianugerahkan kepada kita. Kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup
dan bertindak dengan jujur. "Jujur adalah sikap dan perilaku yang
tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan
berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran" (Prof
Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai
Pustaka – Jakarta 1997, hal 17). Hidup dan bertindak jujur ini antara
lain dapat dilatih dan dibiasakan di sekolah-sekolah dengan tidak
melakukan dan membiarkan tindakan menyontek dalam ulangan maupun ujian.
Melakukan atau membiarkan tindakan menyontek dalam ulangan atau ujian
berarti menyuburkan tingkah laku jahat seperti korupsi.
"Jiwaku
hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku
bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Bahkan burung pipit telah
mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat
menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya
Rajaku dan Allahku! Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu,
yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang
kekuatannya di dalam Engkau" (Mzm 84:3-6a)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
8:07 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0