Yang ditaburkan di tanah yg baik ialah orang yang mendengar dan mengerti firman itu
Renungan Harian 8:00 AM
(Yer 3:14-17: Mat 13:8-23)
"Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang
yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu;
itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di
tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera
menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar
saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu,
orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah
orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya
kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan
di tanah yang baik ialah orang yang mendengar dan mengerti firman itu ,
dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam
puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Mat 13:18-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kami
percaya bahwa kita semua ditaburkan alias dilahirkan dalam keluarga
yang baik-baik dan senantiasa juga ditaburi aneka ajaran, nasihat,
petuah, tegoran, didikan atau binaan yang baik, dan jarang sekali yang
tidak baik. Maka selayaknya kita semua juga tumbuh berkembang menjadi
pribadi yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Namun, mungkin
karena kelalaian, ketidaktahuan, kesambalewaan orangtua atau para
pendidik, kita tumbuh berkembang sebagaimana tidak dikehendaki oleh
Allah. Dalam Warta Gembira hari ini kita diingatkan pentingnya keutamaan
mendengarkan dan kemudian mengerti atau memahami. Keutamaan ini kiranya
penting sekali untuk dihayati oleh siapapun yang sedang memiliki tugas
pengutusan sedang belajar maupun anak-anak di dalam keluarga atau para
anggota, bawahan, pekerja dalam hidup atau bekerja bersama dimana pun
dan kapan pun. Maka baiklah pertama-tama kami mengingatkan dan mengajak
para orangtua untuk mendidik dan membina anak-anaknya dalam hal
keutamaan 'mendengarkan dengan baik', yang kemudian diharapkan dapat
mengerti atau memahami apa yang didengarkannya. Jika di dalam keluarga
anak-anak dibina dan dididik dalam hal keutamaan ini, maka hemat saya
ketika mereka kelak belajar di sekolah akan dapat dengan mudah
mendengarkan pengajaran atau informasi yang disampaikan oleh para guru
atau pendidik, dan dengan demikian mereka akan sukses dalam tugas
belajar. Kita semua juga dipanggil untuk menjadi pendengar-pendengar
yang baik dalam hidup sehari-hari, mengingat dan memperhatikan bahwa
setiap hari ada informasi baru yang baik dan berguna bagi hidup,
panggilan dan tugas pengutusan kita melalui aneka macam media massa atau
pergaulan. Marilah kita perdalam keutamaan 'mendengarkan dan mengerti
atau memahami' dalam hidup dan kerja kita sehari-hari.
· "Kembalilah,
hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah
menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap
kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion.
Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku;
mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian"
(Yer 3:14-15). Kutipan ini kiranya bagus sekali untuk dijadikan
permenungan atau refleksi bagi mereka yang 'murtad', nakal, kurang ajar,
kurang terdidik atau terbina. Memang dari diri mereka sendiri kiranya
sangat sulit diharapkan untuk bertobat atau memperbaiki diri tanpa turun
tangan atau bantuan para 'gembala' (orangtua, guru, pendidik dst..).
Maka kepada mereka yang berfungsi dalam tugas pengutusan penggembalaan,
kami harapkan dengan rendah hati dan cintakasih 'menggembalakan dengan pengetahuan dan pengertian'. Yang
nakal dan kurang ajar kita beri ajaran, yang kurang tahu diberi tahu,
yang kurang mengerti diberi pengertian dst… Dalam memberikan hendaknya
dalam semangat cintakasih dan kebebasan sejati, karena dengan demikian
yang menerima akan membuka diri dengan suka rela dan berjiwa besar serta
rendah hati, sehingga mampu menerima, mengerti dan memahami apa yang
diberikan dalam dan dengan cara apapun. Kepada mereka yang 'murtad',
bodoh, kurang ajar, kurang terdidik dst…kami harapkan ketika didekati
oleh para 'gembala' kami harapkan dengan rendah hati menerimanya, serta
berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang akan disampaikan oleh para
gembala. Secara khusus kami ingatkan segenap umat yang berpartisipasi
dalam ibadat, hendaknya mendengarkan dengan rendah hatik
kotbah atau ajaran yang disampaikan dalam ibadat oleh pengkotbah,
sebaliknya kepada para pengkotbah kami harapkan menyampaikan kotbahnya
sedemikian rupa sehingga dapat didengarkan seluruh umat yang hadir.
"Dengarlah
firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah
pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan
mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan
dombanya! Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari
tangan orang yang lebih kuat dari padanya." (Yer 31:10-11)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
8:00 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0