Mengapa kamu memikirkan hal yang jahat di dalam hatimu?
Renungan Harian 10:01 AM
"Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian
sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawa oranglah kepada-Nya
seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat
iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai
anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa orang ahli
Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah." Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang
jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah
diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu
tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- lalu
berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Bangunlah, angkatlah tempat
tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun lalu pulang.
Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang
telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia" (Mat 9:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kebanyakan
orang pada umumnya lebih berpikiran jahat atau jelek daripada
berpikiran baik terhadap saudara-saudarinya, apalagi yang sering
dilakukan oleh para pengawas atau peneliti agar kelihatan berwibawa
senantiasa berusaha lebih melihat kekurangan dan kelemahan daripada
kelebihan dan kekuatan. Berpikiran jelek atau jahat berarti hidup dan
bertindak mengikuti bisikan dan dorongan setan atau roh jahat. Sebagai
orang beriman berarti berusaha hidup dan bertindak sesuai dengan
kehendak dan perintah Tuhan dan untuk itu senantiasa melihat dan mencari
karya penyelenggaraan Tuhan dalam ciptaan-ciptaanNya, terutama dalam
diri manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Tuhan.
Beriman memang berarti hidup dan bertindak dijiwai oleh karya penciptaan
Tuhan, yang akhirnya senantiasa berusaha melihat apa yang baik dan
berkembang dalam ciptaan-ciptaanNya. Marilah kita meneladan Yesus yang
datang untuk mengampuni dosa manusia serta menggairahkan cara hidup dan
cara bertindak manusia sesuai dengan kehendak dan perintahNya. Marilah
kita senantiasa melihat apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam
ciptaan-ciptaanNya, terutama dalam diri saudara-saudari kita, sesama
manusia. Kami berharap meneladan juga para orangtua yang pada umumnya
lebih melihat apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam diri
anak-anaknya. Secara khusus kami berharap agar para guru, pendidik atau
pembina dan pendamping anak-anak atau generasi muda untuk senantiasa
melihat dan mengembangkan apa yang baik dalam diri anak-anak, peserta
didik atau binaannya.
· "Aku
harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah
kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau,
untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau. Telah kubentangkan
permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir.
Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis"
(Am 7:14-17). Kutipan ini kiranya baik kita renungkan dan dapat menjadi
acuan atau pedoman dalam cara hidup dan cara bertindak kita, sebagai
umat beriman. Suatu sikap positif terhadap orang lain itulah yang
digambarkan dalam kutipan di atas ini, yang digambarkan sebagai
seseorang yang sedang mempersiapkan tempat tidur bagi yang terkasih agar
yang terkasih dapat tidur atau istirahat nyenyak; hal yang demikian ini
kiranya juga sering dilakukan oleh pasangan suami-isteri yang baru saja
menikah alias penganten baru di malam pertama maupun malam-malam
berikutnya. Kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih
banyak apa yang baik daripada yang jelek, yang indah daripada amburadul,
yang mulia daipada yang jorok dst.. Marilah kita hidup dan bertindak
saling mengangkat dan memperkembangkan apa yang baik, indah, luhur dan
mulia dalam diri kita masing-masing, sehingga kehidupan bersama sungguh
memikat, menarik dan mempesona serta nikmat dan bahagia, damai sejahtera
dalam hidup bersama. Dengan kata lain kita semua dipanggil untuk
senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain dimana
pun dan kapanpun dan dengan siapapun tanpa pandang bulu/SARA. Para
pemimpin dalam hidup bersama dalam bentuk apapun kami harapkan
senantiasa berusaha melihat dan mengangkat apa yang baik, mulia, luhur
dan indah dalam diri mereka yang harus dipimpin serta kemudian
memperkembangkannya. Berpikiran positif berarti ahli roh baik, sedangkan
berpikiran jahat berarti ahli roh jahat.
"Taurat
TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.Titah TUHAN itu
tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata
bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya;
hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas,
bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan
dari pada madu tetesan dari sarang lebah" (Mzm 19:8-11)
Redaksi : Rm. Ign Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
10:01 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0