Rabuni supaya aku dapat melihat!

"Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya." (Mrk 10:46-52), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

Orang yang tidak melihat dengan baik atau bahkan sama sekali buta pasti tidak mampu menikmati aneka keindahan dalam lingkungan hidupnya. Mungkin yang buta secara fisik di antara kita dapat dihitung dengan jari alias kemungkinan tidak ada sama sekali, namun bahwa buta secara spiritual atau secara spiritual hanya dapat melihat dengan samar-samar, kiranya hampir semua dari kita begitu adanya. Dengan kata lain ada kemungkinan iman kita dangkal atau tidak mendalam, sehingga tak mampu melihat dan mengimani karya Allah dalam hidup sehari-hari, dalam ciptaan-ciptaanNya. Marilah kita lihat dan sikap dalam dan oleh iman segala sesuatu yang ada di hadapan kita atau siapapun dan apapun yang mendatangi kita, karena dengan demikian kita akan menyaksikan keindahan yang luar biasa, sehingga kita akan tergerak untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Allah. Hendaknya kita tidak hanya secara fisik melihat ciptaan-ciptaanNya, terutama manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan citraNya. Melihat rekan perempuan jangan terjebak oleh kecantikan wajahnya maupun kemolekan tubuhnya, demikian melihat laki-laki jangan terjebak oleh ketampanan atau ke-gantengannya. Lihat apa yang ada dalam hatinya dan pikirannya. Saya pribadi pernah terharu melihat dan bercakap-cakap dengan seorang pemulung yang begitu jujur dan polos, suci hatinya. Kepada kita semua kami harapkan untuk memperindah atau mempercantik diri secara spiritual atau rohani, bukan hanya secara fisik atau badani saja. Secara khusus kami berharap kepada para pemuka dan tokoh agama untuk dapat menjadi teladan dalam cara melihat secara spiritual kepada orang lain.

"Betapa eloklah segala ciptaan Tuhan, tetapi hanya sebagai bunga api sajalah apa yang nampak. Semuanya hidup dan tetap tinggal untuk selama-lamanya guna setiap keperluan, dan semuanya patuh kepada-Nya.Segala-galanya berpasang, yang satu berhadapan dengan yang lain, dan tidak ada sesuatupun yang diciptakan-Nya kurang lengkap.Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain, dan siapa gerangan pernah kenyang-kenyang memandang kemuliaan Tuhan" (Sir 42:22-25). Laki-laki dan perempuan, jantan dan betina diciptakan oleh Tuhan, berbeda satu sama lain sama sekali namun saling tertarik untuk hidup berpasangan, dan ketika berpasangan dalam cintakasih atau dalam Tuhan begitu kelihatan elok, menawan, mempesona dan menarik. "Yang satu menguatkan kebaikan dari yang lain", itulah yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri yang saling mengasihi maupun dalam binatang yang sedang bermesraan. Hemat saya kita semua umat beriman juga dipanggil untuk saling menguatkan kebaikan yang ada dalam diri kita masing-masing. Kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih banyak yang baik daripada yang jelek, maka marilah kita saling berbuat baik satu sama lain, sehingga kehidupan bersama dimana pun dan kapan pun senantiasa menarik, memikat dan mempesona. Hendaknya kita mengimani bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu baik adanya, dan kalau ada yang tidak baik merupakan karya setan melalui orang-orang yang tak bermoral atau tak berbudi pekerti luhur. Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan hendaknya kita senantiasa juga 'menciptakan yang baik', bekerja keras dan seoptimal mungkin agar apapun yang kita kerjakan baik adanya, dapat memuaskan dan membahagiakan banyak orang. Semoga semakin tambah usia, semakin berpengalaman, kita juga semakin dikasihi oleh Tuhan maupun sesama kita.

"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:2-5)
 
 
 
Redaksi : Rm Ign Sumarya SJ

Posted by Kasih Yesus on 7:45 AM . Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

2010 Kasih Yesus Kristus . All Rights Reserved. - Written by Frans Firdaus