Abraham dibenarkan karena iman



Abraham lebih dahulu daripada Musa. Itu berarti ketika Abraham hidup, hukum Taurat belum ada. Namun, pada abad pertama Masehi, beredar pandangan bahwa Abraham adalah “orang Yahudi teladan”, karena ia mengenal Taurat dan senantiasa menaatinya. Paulus menolak pandangan itu.

Abraham dibenarkan bukan karena ketaatan pada Taurat, melainkan karena kepercayaannya pada janji Allah. Janji yang dimaksud terutama menyangkut keturunan. Allah berjanji akan menganugerahkan anak kepada Abraham, padahal saat itu dia dan istrinya sudah berusia lanjut. Meski kelihatan mustahil, Abraham percaya penuh kepada Allah. Iman itu membuat Allah berkenan, Ia pun memenuhi janji-Nya.

Demikianlah halnya dengan iman Kristen. Mereka yang percaya pada Kristus akan memperoleh karunia seperti yang diterima Abraham. Paulus menyatakan hal ini untuk menegaskan, bahwa orang bukan Yahudi pun di kasihi Allah. Sebagaimana tampak pada Abraham, ketaatan pada Taurat dalam hal ini tidak diperlukan. Yang lebih diperhitungkan adalah iman kita pada-Nya. Iman itu harus kuat, terutama pada saat-saat sulit. Jangan mudah bimbang, sebab kebimbangan adalah awal kehancuran. Lagi pula, apa yang kita takutkan? Bukankah Allah kita Mahakuasa, Mahakasih, dan bisa dipercaya? Dalam segala situasi, andalkanlah Dia!

Posted by Kasih Yesus on 8:22 AM . Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

2010 Kasih Yesus Kristus . All Rights Reserved. - Written by Frans Firdaus