Dosamu telah diampuni
Renungan Harian 8:26 PM
Cinta dunia atau cinta Allah?
Bacaan I : 1Yoh 2:12-17
2:12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah
diampuni oleh karena nama-Nya. 2:13 Aku menulis kepada kamu, hai
bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku
menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan
yang jahat. 2:14 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu
mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu
mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai
orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu
dan kamu telah mengalahkan yang jahat. 2:15 Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka
kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 2:16 Sebab semua yang ada
di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 2:17
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang
melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Mzm 96:7-8a,8b-9,10
Refren : Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.
Mazmur:
* Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya,
* Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, sujudlah
menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di
hadapan-Nya, hai seluruh bumi!
* Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu raja! Dunia
ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam
kebenaran.”
Bacaan Injil: Luk 2:36-40
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari
suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh
tahun lamanya bersama suaminya, 2:37 dan sekarang ia janda dan berumur
delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan
siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. 2:38 Dan pada ketika
itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan
berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan
untuk Yerusalem. 2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan
menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota
Nazaret di Galilea. 2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,
penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Renungan :
Cinta dunia atau cinta Allah?
Yohanes memberi peringatan kepada orang Kristen tentang adanya ancaman yang dapat merusak persekutuan dengan Allah, yaitu cinta kepada dunia. Yohanes memberi dua alasan. Pertama, bahwa kasih pada dunia tidak berasal dari Allah (ayat 16). Dunia yang dimaksud bukanlah bumi yang kita huni, juga bukan manusia yang tinggal di bumi. Dunia menurut Yohanes adalah semua hal yang melawan Allah. Kedua, bahwa dunia yang dikasihi manusia tidak bersifat kekal (ayat 17). Sungguh merupakan kebodohan jika kita mengasihi hal-hal yang tidak kekal. Akan tetapi manusia tidak menyadarinya. Manusia lebih mencintai hal yang kelihatan yang bersifat sementara.
Yohanes memberi peringatan kepada orang Kristen tentang adanya ancaman yang dapat merusak persekutuan dengan Allah, yaitu cinta kepada dunia. Yohanes memberi dua alasan. Pertama, bahwa kasih pada dunia tidak berasal dari Allah (ayat 16). Dunia yang dimaksud bukanlah bumi yang kita huni, juga bukan manusia yang tinggal di bumi. Dunia menurut Yohanes adalah semua hal yang melawan Allah. Kedua, bahwa dunia yang dikasihi manusia tidak bersifat kekal (ayat 17). Sungguh merupakan kebodohan jika kita mengasihi hal-hal yang tidak kekal. Akan tetapi manusia tidak menyadarinya. Manusia lebih mencintai hal yang kelihatan yang bersifat sementara.
Bagaimana karakteristik cinta dunia? Yohanes menyebutkan tiga ciri khas cinta dunia:
[1] keinginan daging. Perlu dipahami bahwa wajar dan manusiawi jika manusia memiliki keinginan. Masalah timbul jika keinginan bercampur dengan daging membentuk keinginan daging. Istilah daging dalam ayat 16 menunjuk pada semua hal yang menentang Allah. Misalnya, keinginan seksual. Keinginan tersebut tidaklah keliru, yang keliru adalah jika perwujudan keinginan tersebut bertentangan dengan kehendak Allah. Keinginan seksual hanya boleh dilakukan dalam koridor perkawinan;
[1] keinginan daging. Perlu dipahami bahwa wajar dan manusiawi jika manusia memiliki keinginan. Masalah timbul jika keinginan bercampur dengan daging membentuk keinginan daging. Istilah daging dalam ayat 16 menunjuk pada semua hal yang menentang Allah. Misalnya, keinginan seksual. Keinginan tersebut tidaklah keliru, yang keliru adalah jika perwujudan keinginan tersebut bertentangan dengan kehendak Allah. Keinginan seksual hanya boleh dilakukan dalam koridor perkawinan;
[2] keinginan mata. Misalnya, mata melihat milik orang lain dan
menginginkannya. Mata membangkitkan nafsu rakus. Jika nafsu berahi dan
nafsu rakus bersatu akan mengarah pada dosa perselingkuhan;
[3] keangkuhan hidup. Hidup adalah karunia Tuhan, tetapi ketika hidup disandingkan dengan keangkuhan ia menjadi dosa. Keangkuhan hidup merupakan pernyataan penolakan kehadiran Allah. Manusia angkuh melihat benda, properti, uang, karir cemerlang yang dimilikinya adalah prestasi bukan berkat Allah. Manusia angkuh merasa tidak perlu bergantung pada Allah dalam hidupnya.
[3] keangkuhan hidup. Hidup adalah karunia Tuhan, tetapi ketika hidup disandingkan dengan keangkuhan ia menjadi dosa. Keangkuhan hidup merupakan pernyataan penolakan kehadiran Allah. Manusia angkuh melihat benda, properti, uang, karir cemerlang yang dimilikinya adalah prestasi bukan berkat Allah. Manusia angkuh merasa tidak perlu bergantung pada Allah dalam hidupnya.
Jika kasih pada Allah sudah mulai dingin, maka ini menjadi tanda bahwa kita sudah mengasihi dunia ini.
Injil hari ini, Semua bersukacita
Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan dan dihindari banyak orang. Bahkan untuk menunggu jawaban doa pun, banyak orang yang tidak sabar. Padahal dalam menunggu, kita dilatih setia dan memiliki pengharapan.
Sudah begitu lama Simeon menantikan kedatangan Mesias yang akan membawa kelepasan bagi bangsanya. Ia percaya pada penyataan Roh Kudus bahwa ia akan melihat Mesias sebelum kematiannya. Terbukti bahwa penantian dan imannya tidak sia-sia. Di bawah pimpinan Roh Kudus, ia bertemu bayi Yesus. Dengan demikian, harapan akan datangnya kelepasan dari Allah dapat terwujud. Maka puji-pujian pun mengalir dari bibirnya karena penantiannya berakhir. Ia telah melihat terang yang akan mengusir kegelapan dosa dan menyinari bangsa-bangsa, bukan hanya bangsa Israel. Namun demikian, tidak semua orang akan percaya pada Yesus. Akan ada orang yang menerima Dia dengan sukacita, walaupun ada juga yang akan menolak.
Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan dan dihindari banyak orang. Bahkan untuk menunggu jawaban doa pun, banyak orang yang tidak sabar. Padahal dalam menunggu, kita dilatih setia dan memiliki pengharapan.
Sudah begitu lama Simeon menantikan kedatangan Mesias yang akan membawa kelepasan bagi bangsanya. Ia percaya pada penyataan Roh Kudus bahwa ia akan melihat Mesias sebelum kematiannya. Terbukti bahwa penantian dan imannya tidak sia-sia. Di bawah pimpinan Roh Kudus, ia bertemu bayi Yesus. Dengan demikian, harapan akan datangnya kelepasan dari Allah dapat terwujud. Maka puji-pujian pun mengalir dari bibirnya karena penantiannya berakhir. Ia telah melihat terang yang akan mengusir kegelapan dosa dan menyinari bangsa-bangsa, bukan hanya bangsa Israel. Namun demikian, tidak semua orang akan percaya pada Yesus. Akan ada orang yang menerima Dia dengan sukacita, walaupun ada juga yang akan menolak.
Selain Simeon, ada Hana yang bersukacita atas kehadiran Yesus. Dia
adalah seorang nabiah yang telah lanjut usia. Ia setia bekerja bagi
Allah. Ia berdoa serta berpuasa dengan tekun. Ia juga bersyukur melihat
kedatangan Yesus yang akan menggenapi janji Allah. Simeon dan Hana
adalah orang-orang yang setia. Mereka tidak kehilangan pengharapan
bertemu Mesias, meskipun penantian mereka sudah begitu lama. Mereka
tetap setia dalam iman sehingga dengan pimpinan Roh Kudus, mereka
memberikan kesaksian tentang Kristus.
Akankah iman dan kesetiaan kita bisa seperti Simeon dan Hana? Kalau
kita mengingat ulang tekad kita di awal tahun 2014, adakah kita tetap
setia mewujudkan tekad itu? Atau seiring berjalannya hari semakin
pupuslah tekad itu?
Yesus sama tetapi juga berbeda dari manusia lainnya. Sama-sama lahir dari rahim wanita, namun Dia berbeda karena kandungan ibu-Nya berasal dari Roh Kudus (1:35). Dia bertumbuh dalam kemanusiaan-Nya, dan menyadari hubungan khusus-Nya dengan Allah Bapa.
Yesus sama tetapi juga berbeda dari manusia lainnya. Sama-sama lahir dari rahim wanita, namun Dia berbeda karena kandungan ibu-Nya berasal dari Roh Kudus (1:35). Dia bertumbuh dalam kemanusiaan-Nya, dan menyadari hubungan khusus-Nya dengan Allah Bapa.
Perikop ini menegaskan kesamaan dan perbedaan tersebut. Sebagai
manusia biasa, keturunan Yahudi, Yesus melalui semua ritual yang harus
dijalani setiap anak Yahudi (39). Yesus mengalami proses pertumbuhan
secara fisik, mental, dan kerohanian, sebagaimana ditekankan Lukas pada
bagian permulaan dan penutup nas hari ini (40,). Namun, di sisi lain,
kita melihat sosok Yesus yang bertumbuh menjadi remaja yang memiliki
kepekaan akan tujuan hidup yang berasal dari Allah dan menyadari bahwa
Ia memiliki hubungan unik Anak-Bapa dengan Allah. Dengan menyebut Allah
sebagai Bapa menegaskan bahwa sejak usia muda Yesus telah sadar akan
ke-Allah-an-Nya. Ia sadar bahwa Ia harus terus bersekutu dengan Bapa-Nya
dan berarti juga menaati rencana-Nya. Allah yang adalah Bapa-Nya, patut
mendapat loyalitas tertinggi. Pernyataan ini juga merupakan nubuat
bahwa kelak kepatuhan kepada Bapa membuahkan kayu salib. Saat itu
pernyataan Yesus belum dapat dipahami oleh orang tua lahiriah-Nya. Meski
Anak Allah, Yesus tunduk di bawah otoritas orang tua-Nya, karena
sebagai manusia Ia masih berada dalam pemeliharaan mereka.
Yesus, sejak remaja mempersiapkan diri-Nya dalam kepatuhan sejati
kepada Allah Bapa, untuk kelak naik ke salib demi keselamatan manusia.
Pengenalan akan Juruselamat yang tahu jati diri dan tujuan hidup-Nya,
bahkan sejak dini, kiranya mendorong kita untuk meneladani Dia yang
menomorsatukan ketaatan kepada Allah dalam hidup-Nya sehingga rencana
Allah digenapi.
DOA :
Roh Kudus Allah, ajarlah aku tentang keagungan Yesus. Penuhilah
hati kami dengan cintakasih-Nya. Buatlah agar aku sungguh
menghasrati-Nya. Tolonglah aku dapat memandang dengan jernih bahwa
segala hasrat akan hal-hal yang menyangkut kenikmatan duniawi itu
merupakan tipu daya Iblis. Lindungilah aku dari cengkeraman si Jahat dan
berikanlah kepadaku kemerdekaan dan damai-sejahtera yang sejati. Amin.
Posted by
Kasih Yesus
on
8:26 PM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0