Barangsiapa mempertahankan nyawanya ia akan kehilangan nyawanya
Renungan Harian 8:49 AM
"Jangan
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku
datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang
untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu
perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi
rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa
menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia
menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi
sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut
seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.Dan
barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang
yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Mat 10:34-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hari
ini kiranya bagi kebanyakan murid atau pelajar dari TK sampai SMU
merupakan hari pertama masuk sekolah untuk tahun ajaran 2012-2013.
Setelah menikmati liburan pergantian tahun ajaran dan berkumpul dengan
orangtua dan saudara-saudari, hari ini mulai meninggalkan keluarga untuk
sementara waktu. Dan secara khusus kiranya merupakan pengalaman pertama
bagi anak-anak yang memasuki Taman Kanak-Kanak. Panggilan sebagai murid
atau pelajar harus meninggalkan orangtua dan sanak-saudara. Secara
khusus bagi mereka yang belajar di sekolah berasrama, seperti Seminari,
bagi pelajar atau seminaris baru merupakan perpisahan dengan orangtua
yang mungkin mengejutkan atau mengagetkan. Itulah pengalaman-pengalaman
manusiawi yang terjadi, namun sabda hari ini kiranya mengingatkan dan
mengajak kita bahwa sebagai orang beriman hendaknya hidup dan bertindak
dijiwai oleh iman, demikian pula siapapun yang terpanggil secara khusus,
entah sebagai imam, bruder atau suster dan hemat saya juga sebagai
suami-isteri diharapkan hidup dan bertindak sesuai dengan charisma atau
janji yang telah diikrarkan. Dengan kata lain kita semua diingatkan dan
diajak untuk hidup dan bertindak tidak mengikuti selera atau keinginan
pribadi, melainkan mengikuti kehendaik dan perintah Tuhan, yang antara
lain dapat kita temukan dalam aneka tata tertib hidup dan bekerja
bersama. Tak henti-hentinya atau tak jemu-jemunya saya mengingatkan
bahwa kita harus taat dan setia melaksanakan tata tertib yang terkait
dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, karena hal ini
sungguh merupakan sesuatu yang penting dan mendesak untuk kita hayati
dan sebarluaskan pada masa kini.
· "Basuhlah,
bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari
depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik;
usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak
yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!" (Yes 1:16-17), demikian
peringatan dan ajakan Tuhan melalui nabi Yesaya. Berhenti melakuikan apa
yang jahat dan kemudian senantiasa melakukan apa yang baik, itulah
kiranya yang baik kita hayati dan laksanakan bagi kita semua. Salah satu
perbuatan baik yang dianjurkan adalah mengusahakan keadilan. Keadilan
yang paling mendasar hemat saya adalah hormat dan menjunjung tinggi
harkat martabat atau hak azasi manusia, yang diciptakan sesuai dengan
gambar atau citra Allah. Maka hendaknya dijauhkan dan diberantas aneka
bentuk pelecehan terhadap harkat martabat manusia. Dan memang dalam
kehidupan sehari-hari sering para yatim piatu maupun para janda
diperlakukan tidak adil, lebih-lebih para janda dengan mudah dituduh
berselingkuh dengan atau menjual diri kepada laki-laki
'hidug belang'. Para janda pada umumnya, lebih-lebih janda muda dan
cantik, memang dengan mudah menjadi incaran laki-laki yang haus akan
seks. Kita diingatkan untuk memperjuangkan perkara janda-janda, dan
memang perkara yang sering muncul adalah menjadi bahan ngrasani atau
ngrumpi, maka baiklah salah satu cara memperjuangkan kepentingan mereka
adalah tidak ngrasani atau ngrumpi perihal janda yang bersangkutan.
Doakanlah agar mereka setia pada kejandaannya, dan sekiranya berkehendak
untuk menikah kembali, hendaknya dilakukan secara baik-baik. Tak
ketinggalan pula marilah kita perhatikan para yatim piatu di lingkungan
hidup kita.
"Bukan
karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban
bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? Tidak usah Aku mengambil lembu dari
rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu" (Mzm 50:8-9)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
