Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia
Renungan Harian 9:37 AM
Seorang
murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada
tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti
gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.
Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi
janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang
tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu
dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke
telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu
takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa
membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung
pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan
jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun
terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih
berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku
di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di
sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga
akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga. (Mat 10:24-33),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
Sabda
hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua sebagai umat beriman
untuk tidak takut dan tidak gentar menghayati iman kita di dalam cara
hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun.
Salah satu bentuk penghayatan iman yang mendesak dan up to date masa
kini hemat saya adalah hidup dan bertindak disiplin serta jujur,
mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang tidak disiplin dan tidak
jujur, sehingga perilaku amoral seperti korupsi masih merebak di
sana-simi di dalam kehidupan sehari-hari. Ada pejabat atau penegak
hukum yang takut memberantas korupsi, karena memang sering ancaman
untuk dibunuh atau disakiti. Kita diingatkan agar tidak takut terhadap
ancaman atau terror karena pada umumnya mereka juga hanya
menakut-nakuti dan tidak akan melakukan apa yang mereka ancamkan.
Sekiranya mereka sungguh melakukan apa yang diancamkan, percayalah
pasti akan banyak orang membantu dan mendukung anda, dan jika sampai
anda meninggal dunia karena siksaan dan berdarah-darah, maka darah anda
akan menjadi penyubur hidup beriman bagi orang lain. Marilah kita
hayati rahmat kemartiran dalam cara hidup dan cara bertindak kita,
dengan hidup dan bertindak jujur maupun disiplin. Sebagai orang yang
percaya kepada Yesus kita dipanggil untuk meneladanNya, yaitu siap
menderita demi kebahagiaan atau keselamatan orang lain, terutama mereka
kebahagiaan atau keselamatan jiwa. Jiwa manusia lebih penting dari pada
tubuh manusia atau harta benda dan uang.
"Celakalah
aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku
tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah
melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam" (Yes 6:5). Dengan jujur
dan polos Yesaya menyadari dan menghayati dirinya sebagai orang yang
terpanggil sebagai nabi. Karena hidup ditengah-tengah orang berdosa,
yaitu ˜najis bibir alias berbicara yang tidak sopan serta menyakitkan
hati pendengarnya, maka Yesaya pun tak terlepas dari situasi dosa dan
berdosa juga. Orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk bepartisipasi
dalam karya penyelamatanNya, irulah jati diri seorang nabi, sehingga
yang keluar dari mulutnya atau bibirnya bukan dari dirinya sendiri,
melainkan dari Tuhan sendiri. Nabi adalah pembawa dan pewarta suara
Tuhan yang handal. Kita semua memiliki panggilan dimensi kenabian, maka
marilah saling membantu dan mengingatkan dalam penghayatan panggilan
ini.
Hendaknya
kita tidak takut untuk meneruskan atau menyebarluaskan suara atau
kehendak Tuhan, dan marilah kita imani bahwa jika Tuhan memanggil dan
mengutus, Ia juga akan membekali aneka kebutuhan yang kita perlukan
dalam tugas pengutusan sehingga kita pasti akan sukses dalam tugas
pengutusan. Penghayatan kenabian juga dapat kita hayati dengan
melaksanakan tugas, pekerjaan dan kewajiban kita sehari-hari sebaik
mungkin, maka baiklah saya mengingatkan dan mengajak pada pelajar atau
mahasiswa sungguh belajar dengan baik setiap hari, tidak hanya belajar
menjelang ujian atau ulangan umum saja, sedangkan para pekerja atau
pegawai kami harapkan tetap rajin dan disiplin, tekun dan kerja keras
melaksankan tugasnya di tempat kerja. Ketika kita sukses dalam belajar
maupun bekerja kami harapkan tidak menjadi sombong, melainkan semakin
rendah hati, karena semuanya merupakan karya dan rahmat Tuhan.
TUHAN
adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat
pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. (Mzm 93:1-2)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
9:37 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0