Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati
Renungan Harian 9:30 AM
"Lihat,
Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu
hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi
waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu
kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan
raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu
kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena
semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan
kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan
berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk
dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan
memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu
akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan
sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu
dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota
Israel, Anak Manusia sudah datang." (Mat 10:16-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Setia
pada hidup baik, panggilan dan tugas pengutusan pada masa kini sarat
dengan tantangan, hambatan dan masalah serta godaan dan rayuan, yang
membuat kita lengah dan tidak setia. Godaan dan rayuan halus dan mulus
menggejala dalam aneka tawaran kenikmatan-kenikmatan, yang terkait
dengan makanan, minuman dan seks. Maka pesan Yesus agar kita cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati hendaknya kita hayati benar dalam
hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita kapan pun dan dimana pun.
Cerdik terkait dengan otak atau pikiran, sedangkan tulus alias suci
terkait dengan hati dan jiwa. Agar pikiran kita sungguh cerdik maka
hemat saya kita perlu banyak belajar dari berbagai buku maupun informasi
yang ada di sekitar kita, sehingga kita kaya akan ilmu dan pengetahuan.
Sedangkan untuk mengusahakan agar menjadi orang yang tulus dan suci
perlu setiap hari melakukan latihan rohani atau olah kebatinan, entah
dengan membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam
Kitab Suci, berdoa (bermeditasi atau komtemplasi) maupun pemeriksaan
batin. Pemeriksaan batin hendaknya dilaksanakan setiap hari agar kita
terampil dalam pembedaan roh atau spiritual discernment. Terampil
dalam pembedaan pada masa kini sungguh penting, agar dapat membedakan
mana yang baik dan buruk dan akhirnya memilih dan melakukan apa yang
baik. Jika kita terampil dalam pembedaan roh kami percaya kita akan
mudah menanggapi aneka tantangan, masalah maupun hambatan. Pembedaan roh
atau pemeriksaan batin merupakan bagian dari doa malam, doa harian,
maka hendaknya dilakukan dengan baik dan benar setiap hari.
· "Siapa
yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham,
biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan
orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ."
(Hos 14:10). Kutipan dari kitab Nabi Hosea ini merupakan ajakan atau
peringatan bagat kita semua agar kita menjadi orang-orang yang
bijaksana. Memang untuk bijaksana kita harus senantiasa menelusuri
'jalan-jalan Tuhan'. Jalan-jalan Tuhan antara lain dapat kita temukan di
dalam Kitab Suci serta aneka tata tertib yang terkait dengan hidup,
panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Jika tidak memiliki
Kitab Suci baiklah kita ikuti dan laksanakan aneka tata tertib yang
terkait dengan hidup, panggilan dan tugas kita masing-masing. Cermin
apakah kita sungguh mentaati dan melaksanakan tata tertib kiranya dapat
dilihat dan dicermati apa yang terjadi di jalanan. Sering dapat kita
lihat dan baca di pinggir jalan suatu peringatan "Tertib di jalan tertib dalam kehidupan, tertib di jalan adalah cermin hidup berbangsa". Dengan kata lain marilah kita tingkatkan dan perdalam penghayatan keutamaan disiplin. "Berdisiplin
adalah kesadaran akan sikap dan perilaku yang sudah tertanam dalam diri
sesuai dengan tata tertib yang berlaku dalam suatu keteraturan secara
berkesinambungan yang diarahkan pada suatu tujuan atau sasaran yang
sudah ditentukan" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman
Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997 hal 10). Kami berharap
berdisiplin ini sedini mungkin dididikkan atau dibiasakan dalam diri
anak-anak di dalam keluarga, dan kemudian diperdalam dan diperkembangkan
di sekolah-sekolah. Semoga hidup doa baik di dalam keluarga-keluarga
maupun sekolah-sekolah juga mendapat perhatian yang memadai.
"Sesungguhnya,
Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau
memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku
dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi
lebih putih dari salju!" (Mzm 51:8-9)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
9:30 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0