Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan
Renungan Harian 11:25 AM
"Pergilah
dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit;
bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula
dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga
dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan,
janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang
pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa,
carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu
berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.
Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak,
salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu
dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau
kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih
ringan tanggungannya dari pada kota itu."(Mat 10:7-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Pada
umumnya ketika orang memperoleh tugas baru senantiasa mempertanyakan
apakah di tempat tugas baru tersedia aneka macam sarana-prasarana yang
memadai guna melaksanakan tugas dan kewajibannya. Demikian juga ketika
orang mau bepergian, lebih-lebih rekan-rekan perempuan, pada umumnya
juga ribut atau sibuk mempersiapkan aneka bekal perjalanan. Dengan kata
lain secara jujur dalam diri kita pasti akan ketakutan atau kekhawatiran
setiap kali ada hal-hal atau tugas-tugas baru. "Janganlah kamu
membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai,
kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya", demikian
sabda atau pesan Yesus. Sabda ini kiranya mengajak kita semua untuk
mengimani bahwa jika kita menerima tugas pengtusan dari atasan atau
pemimpin kita, percayalah kepada Penyelenggaraan Ilahi. Jika kita
senantiasa berusaha berbuat baik, percayalah pasti senantiasa ada
orang-orang baik yang siap membantu kita dalam melaksanakan tugas
pengutusan. Saya pribadi memiliki banyak pengalaman dalam hal tersebut:
setiap kali kami merencanakan dan mengusahakan apa yang baik dan demi
kepentingan umum ada-ada saja yang membantu dan akhirnya apa yang
diusahakan dan direncanakan menjadi kenyataan alias terwujud. Maka
dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk tidak khawatir setiap kali
menerima tugas baru: sikapi dan laksanakan dengan baik dan percayalah
jika anda senantiasa mengusahakan apa yang baik dan menyelamatkan past
akan menerima uluran bantuan dari orang-orang yang baik. Jika
kita khawatir atau takut, sebenarnya dari diri kita sendiri juga kurang
total atau sepenuhnya dalam melaksanakan tugas pengutusan, sehingga
boleh dikatakan sebagai kalah sebelum perang.
· "Hati-Ku
berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak
akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan
membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang
Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan"
(Hos 11:8c-9), demikian belas kasih Allah kepada orang-orang pilihannya
sebagaimana dilukiskan oleh nabi Hosea. Allah memang penuh belaskasih
dan pengampunan, Allah senantiasa mengasihi dan mengampuni manusia yang
membuka diri terhadap PenyelenggaraanNya. Maka kami mengajak dan
mengingatkan segenap umat beriman untuk senantiasa membuka diri terhadap
PenyelenggaraanNya dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas
pengutusan apapun dan dimanapun. Secara konkret marilah dengan rendah
hati kita lihat dan imani apa yang baik, mulia, luhur dan indah dalam
semua ciptaanNya, terutama dalam diri manusia yang diciptakan sebagai
gambar atau citra Allah. Setiap manusia pasti dapat menjadi kepanjangan
atau penyalur belaskasih dan pengampunan Allah. "Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu", inilah
yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Allah hadir di
tengah-tengah kita untuk menguduskan kita semua, mendorong dan
memungkinkan kita untuk membaktikan diri seutuhnya kepada
Penyelenggaraan Ilahi. Kami berharap juga masing-masing dari kita dapat
menjadi penyalur Penyelenggaraan Ilahi juga, artinya senantiasa juga
mengasihi dan mengampuni siapapun. Ingatlah dan hayati bahwa
masing-masing dari kita telah menerima kasih pengampunan melimpah dari
Allah, sehingga untuk mengasihi dan mengampuni kita tinggal
menyalurkannya saja.
"Kasihanilah
aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sesungguhnya, Engkau
berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau
memberitahukan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan
hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih
putih dari salju" (Mzm 51:3-4.8-9)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
11:25 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0