Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa
Renungan Harian 1:53 PM
"Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh
Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana.
Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia
dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah
firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang
Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan
menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada
bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan
orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah
terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak
akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.Dan
pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap." (Mat 12:14-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Dalam
hidup dan bekerja bersama dimana pun dan kapanpun kita pasti terikat
oleh aneka aturan atau tata tertib, yang harus kita hayati atau
laksanakan bersama-sama. Entah ada berapa aturan atau tata tertib pada
masa kini kiranya sulit dihitung, apalagi setiap angkatan atau generasi
senantiasa berusaha membuat tata tertib atau aturan baru, entah itu yang
bersifat memperbaharui yang sudah ada maupun membuat yang baru sama
sekali. Setiap aturan atau tata tertib memiliki jiwa atau roh atau
semangat, dan hemat saya jiwa atau semangat utama ialah cintakasih,
karena cintakasih merupakan hukum yang utama serta pertama-tama. Sebagai
orang beriman kita dipanggil untuk 'memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa', maka
marilah pertama-tama dan terutama kita maklumkan cintakasih kepada
siapapun dan dimanapun. Tentu saja kami berharap kita yang setiap hari
hidup atau bekerja bersama senantiasa hidup saling mengasihi, sehingga
dari kebersamaan hidup atau kerja kita senantiasa juga terwartakan
cintakasih sebagai hukum yang utama dan pertama. Kebersamaan atau hidup
komuniter yang dijiwai oleh cintakasih, sehingga sehati dan sejiwa, pada
dirinya sendiri bersifat missioner, maka hemat saya setiap keluarga
yang dibangun dan diperkembangkan dalam dan oleh cintakasih sungguh
bersifat missioner, pewarta hukum utama dan pertama cintakasih. Karena
cintakasih merupakan hukum utama dan terutama maka tak akan mudah
dikalahkan oleh tata tertib atau aturan kebijakan lainnya. Sebaliknya
hadapi dan segala sesuatu dalam dan oleh cintakasih, maka anda akan
mampu mengerjakan atau mengatasinya, karena cintakasih tak mungkin
dipadamkan atau dihancurkan.
· "Celakalah
orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan kejahatan
di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar, sebab hal itu ada
dalam kekuasaannya; yang apabila menginginkan ladang-ladang, mereka
merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya; yang menindas orang
dengan rumahnya, manusia dengan milik pusakanya!"(Mi 2:1-2).
Berbagai tindak durjana atau jahat memang pada umumnya direncanakan di
tempat tidur, dimana selama berbaring dan tak kunjung tertidur orang
sering melamun atau mengangan-angankan sesuatu, yang kemudian menjadi
rencana tindakan ketika bangun tidur. Marilah kita ingat dan sadari
bahwa tempat tidur, khususnya bagi para suami isteri, adalah tempat
untuk memadu kasih, mewujudkan cintakasih dengan segenap hati, segenap
jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh, yang antara lain ditandai
dengan persetubuhan atau hubungan seksual. Dengan kata lain tempat tidur
merupakan salah satu puncak atau titik penghayatan cintakasih yang
mempesona, menggairahkan dan memikat. Maka kami berharap kepada kita
semua untuk tidur dalam cintakasih, dan untuk itu menjelang tidur kami
harapkan berdoa mohon agar dapat tidur dalam kasih Tuhan, sehingga dapat
tidur nyenyak dan kemudian bangun dengan segar serta siap sedia hidup
dan bertindak saling mengasihi. Mengawali hari baru dalam cintakasih
maka sepanjang hari akan hidup dan bertindak saling mengasihi kapanpun
dan dimanapun. Kepada yang berjaga sepanjang malam karena tugas atau
pekerjaan kami harapkan tetap hidup dan bertindak saling mengasihi, dan
hendaknya tidak melakukan tindak durjana atau kejahatan sekecil apapun.
Semoga mereka yang masih suka melakukan tindak durjana atau jahat di
waktu malam atau waktu tidur segera bertobat dan memperbaharui diri
untuk senantiasa hidup dan bertindak baik, bermoral dan berbudi pekerti
luhur. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa Tuhan bekerja terus menerus
siang malam, tak kenal tempat dan waktu, sehingga apapun yang kita
lakukan diketahui oleh Tuhan.
" Mengapa
Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam
waktu-waktu kesesakan? Karena congkak orang fasik giat memburu orang
yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba
mengutuki dan menista TUHAN. Kata orang fasik itu dengan batang
hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah
seluruh pikirannya." (Mzm 10:1-4)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
1:53 PM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0