Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus
Renungan Harian 2:05 PM
"Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada
Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi
jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini
menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda
selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan
tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang
Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab
orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan
sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu
penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan
ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk
mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari
pada Salomo!" (Mat 12:38-42), demikian kutipan Warta Gemibira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Dalam
kehidupan sehari-hari kita menghadapi aneka macam tanda, baik yang ada
di dalam diri kita sendiri maupun diluar diri kita. Tanda-tanda yang ada
dalam diri kita, khususnya bagi rekan-rekan perempuan adalah tanda akan
menstruasi atau akan hamil, atau entah untuk laki-laki atau perempuan
yang sungguh peka terhadap dirinya pada umumnya juga dapat merasakan
tanda-tanda akan sakit, misalnya sakit flu. Sedangkan tanda-tanda yang
ada diluar diri antara lain rambu-rambu lalu lintas, isyarat-isyarat
melalui gerakan anggota tubuh dst… Sebagai orang beriman kita semua
diharapkan peka akan aneka tanda atau isyarat atau simbol-simbol,
memahaminya serta kemudian menghayati atau melaksanakan apa yang
dimaksudkannya, agar kita tidak dinilai sebagai orang-orang jahat. Dalam
warta gembira hari ini Yesus mengetengahkan tanda Yunus, dimana Yunus
pernah berada di dalam perut ikan selama tiga hari dan dapat keluar dari
perut ikan dengan selamat. Tanda Yunus tidak lain adalah menunjuk atau
mengindikasikan pada Yesus yang wafat di kayu, dimakamkan dan pada hari
ketiga dibangkitkan dari mati. Sebagai orang Katolik atau Kristen kita
sering membuat tanda salib, semoga hal ini tidak hanya menjadi kebiasaan
yang tak berarti atau bermakna, tetapi kita sungguh menghayati maksud
atau tujuan membuat tanda salib. Bukankah dengan membuat tanda salib
berarti kita akan melakukan segala sesuatu atas nama dan demi Yang
Tersalib alias hidup dan bertindak dengan meneladan cara hidup dan cara
bertindak Yang Tersalib, dan pada waktunya mempersembahkan diri secara
total kepada Tuhan melalui pelayanan bagi sesamanya?
· "Hai
manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang
dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan,
dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mi 6:8). Kita semua, sebagai orang-orang beriman, dipanggil untuk "berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah". Keadilan
yang paling dasar adalah hormat terhadap harkat martabat manusia,
menjunjung tinggi harkat martabat manusia dalam cara hidup dan cara
bertindak dimana pun dan kapan pun. Maka hendaknya cara hidup dan cara
bertindak kita jangan pernah melecehkan harkat martabat manusia dalam
bentuk apapun. Kita juga dipanggil untuk hidup setia dan rendah hati.
Maka entah panggilan, tugas, fungsi, kewajiban kita apa pun kami
harapkan kita semua setia melakukan atau menghayatinya. Sebagai orang
yang terpanggil, entah menjadi imam, bruder atau suster dan
suami-isteri, kami harapkan setia pada panggilan dan tidak pernah
melakukan perselingkuhan atau penyelewengan dalam bentuk apa pun. Memang
kita dapat berlaku adil dan setia perlu hidup dengan rendah hati,
sebagai keutamaan yang paling dasar dan paling utama. Rendah hati pada
masa kini antara lain dapat kita hayati dengan tidak mengeluh atau
menggerutu sedikitpun ketika kita menghadapi tantangan, masalah atau
kesulitan dalam hidup sehari-hari. Pertama-tama kami harapkan kita tidak
mudah mengeluh atau menggerutu atas makanan dan minuman yang disediakan
bagi kita untuk kita nikmati, asal makanan dan minuman tersebut sehat.
Jika dalam hal makanan dan minuman kita tidak mudah mengeluh atau
menggerutu, maka kiranya kita memiliki kemampuan untuk tidak mengeluh
atau tidak menggerutu ketika dalam kehidupan sehari-hari harus
mengahadapi tantangan, masalah atau kesulitan besar sebagai akibat
kesetiaan dan usaha berlaku adil.
"Bawalah
kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku
berdasarkan korban sembelihan!" Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab
Allah sendirilah Hakim. Bukan karena korban sembelihanmu
Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku?
Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari
kandangmu"
(Mzm 50:5-6.8-9)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
2:05 PM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0