Renungan Harian 1:39 PM
"Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11:28-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kami
percaya dalam melaksanakan tugas, pekerjaan atau kewajiban apapun,
apalagi yang dikerjakan secara rutin setiap hari, kita sering merasa
lelah, lesu atau frustrasi, dan kemudian dengan mudah mengeluh atau
menggerutu atau bahkan marah-marah. Sebagai orang yang beriman,
khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, jika kita merasa letih lesu
dan berbeban berat, diajak untuk belajar dari atau meneladan Dia yang
rendah hati dan lemah lemah lembut. Sejak datang di dunia ini sampai
dengan wafatNya di kayu salib, Yesus memang senantiasa hidup dan
bertindak dengan rendah hati dan lemah lembut. "Rendah hati adalah
sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri,
yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya
lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan
dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti
Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kerendahan hati merupakan
keutamaan dasar atau yang terutama, kebalikan dari sombong. Penghayatan
kerendahan hati yang mungkin baik kita hayati pada masa kini ialah
'tidak mengeluh atau tidak menggerutu' ketika menghadapi beban berat
atau aneka tantangan, hambatan dan masalah, yang pada umumnya dengan
mudah membuat kita mengeluh atau menggerutu. Selain rendah hati kita
juga diharapkan hidup dan bertindak dengan lemah lembut kebalikan dari
kasar. Dalam hal lemah lembut ini kiranya rekan-rekan perempuan,
terutama para ibu, memiliki pengalaman ketika mendampingi bayi/anak
balita yang dianugerahkan Tuhan. Maka kami berharap kepada rekan-rekan
perempuan untuk dapat teladan dalam cara hidup dan cara bertindak dengan
lemah lembut.
· "Jejak
orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus
baginya. Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan
penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau.
Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan
sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau
datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar." (Yes 26:7-9). "Orang benar adalah lurus" inilah
yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan bersama. Sebagai orang
beriman kita semua dipanggil untuk hidup 'lurus', yaitu senantiasa
menelusuri jalan yang baik, yang menuju ke keselamatan atau kebahagiaan
sejati, yaitu keselamatan atau kebahagiaan jiwa. Orang yang menelusuri
jalan lurus siang malam senantiasa merindukan dan mencari Tuhan alias
senantiasa mengutamakan kehendak atau perintah Tuhan dalam cara hidup
dan cara bertindak setiap hari, hidup dan bertindak apapun dijiwai oleh
iman. Istirahat, tidur, bekerja/belajar, rekreasi, bersantai atau
bergembira ria dalam dan oleh iman. Secara khusus kami mengharapkan para
orangtua, guru/pendidik maupun pengajar untuk senantiasa menyampaikan
atau mengajarkan jalan-jalan kebenaran, cara-cara untuk memperoleh
kebahagiaan atau kesejahteraan sejati, sehingga semua orang tumbuh
berkembang tetap sebagai gambar atau citra Allah, cara hidup dan cara
bertindaknya mendorong dan memotivasi orang lain untuk semakin beriman,
semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Allah. Para pemimpin atau
siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan bersama kami harapkan dapat
menjadi teladan dalam penghayatan iman, hidup dan bertindak di jalan
yang lurus, serta tidak pernah melakukan korupsi sedikitpun dalam bentuk
apapun. Semoga para penegak dan pejuang kebenaran, jalan-jalan lurus,
tetap setia pada panggilan atau tugas pengutusannya, dan tak mengeluh
atau menggerutu ketika menghadapi tantangan atau hambatan.
"Engkau,
ya TUHAN, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu tetap
turun-temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab
sudah waktunya untuk mengasihaninya, sudah tiba saatnya.Sebab
hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan
debunya. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama TUHAN, dan semua
raja bumi akan kemuliaan-Mu, bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah
menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya, sudah berpaling mendengarkan doa
orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka."
(Mzm 102:13-18)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
1:39 PM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0