Yesus memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan
Renungan Harian 8:07 AM
"Yesus
berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus
oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena
itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Yesus memanggil kedua belas murid-Nya
dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk
melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan." (Mat 9:35-10:1), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Yohanes Maria
Vianney, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:
· Terpanggil untuk menjadi imam berarti harus berpartisipasi dalam karya penyelamatan Yesus, antara lain "mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan".
St.Yohanes Maria Vianney, yang terkenal dengan pembaktian dirinya untuk
menerimakan Sakramen Pengakuan di kamar pengakuan sampai berjam-jam
setiap hari, kiranya lebih menghayati perutusan untuk 'melenyapkan segala penyakit dan kelemahan'. Ia
juga menjadi pelindung bagi para imam, dengan harapan para imam dapat
meneladan cara hidup dan cara bertindaknya dalam menghayati panggilan
maupun melaksanakan tugas pengutusan. Maka pertama-tama kami mengajak
dan mengingatkan rekan-rekan imam untuk meneladan St.Yohanes Maria
Vianney dalam pelayanan pastoralnya dalam karya macam apapun. Secara
konkret memang para imam hendaknya senantiasa siap sedia kapan saja
untuk menerimakan Sakramen Pengampunan bagi mereka yang memintanya, dan
dalam cara hidup serta cara bertindaknya senantiasa mengampuni mereka
yang bersalah, entah bersalah terhadap imam sendiri maupun orang lain.
Kasih pengampunan hemat saya merupakan anugerah Tuhan yang telah kita
terima secara melimpah ruah, maka selayaknya kita meneruskannya kepada
orang lain dimana pun dan kapan pun. Yang terpanggil untuk hidup saling
mengampuni kiranya tidak hanya para imam saja, melainkan kita semua umat
beriman atau beragama. Marilah kita dimanapun dan kapanpun senantiasa
hidup dan bertindak saling mengampuni satu sama lain, saling berusaha
menyembuhkan aneka penyakit dan kelemahan.
· "Jikalau
engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari
kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam
kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. Jikalau seorang
yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku
meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena
engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan
perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan
diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas
nyawanya dari padamu.Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang
benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa,
ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah
menyelamatkan nyawamu." (Yeh 3:19-21). Apa yang difirmankan oleh
Tuhan melalui nabi Yeheskiel ini kiranya baik menjadi bahan permenungan
atau refleksi kita semua, umat beriman atau beragama. Kita semua
dipanggil untuk segera mengingatkan dan menegor orang-orang berdosa atau
yang melakukan kesalahan untuk bertobat atau memperbaharui diri. Jika
kita tahu ada orang berdosa atau bersalah dan kita tidak mengingatkan
atau membiarkan saja, maka kita bersalah, dan dari pihak kita dituntut
tanggungjawab oleh Tuhan. Sebaliknya kami juga berharap kepada kita
semua: ketika kita bersalah dan diingatkan atau ditegor oleh
saudara-saudari kita hendaknya tidak melawan atau mempertahankan diri,
melainkan dengan rendah hati ditanggapi dengan kata-kata singkat "terima kasih". Sadari
dan hayati bahwa semua sapaan, sentuhan, tegoran atau peringatan
sekeras apapun dan menyakitkan hati kita, hemat saya hal itu merupakan
wujud kasih mereka terhadap kita, maka hendaknya disikapi dengan 'terima
kasih'. Orang tak mungkin menegor, mengingatkan dan memarahi kita jika
mereka tak mengasihi kita. Kita semua juga diingatkan agar tidak menjadi
batu sandungan bagi orang lain untuk berbuat jahat atau berdosa dalam
cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun.
"Ya
TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada
waktu malam aku menghadap Engkau. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan
malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.Aku telah dianggap
termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang
tidak berkekuatan" (Mzm 88:2-5)
Redaksi : Rm
Posted by
Kasih Yesus
on
8:07 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0