Janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya
Renungan Harian 7:07 AM
(Tb 12:1.5-15.20; Mrk 12:30-44)
" Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya" (Mrk 12:38-44), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan Pesta Hati Tersuci SP Maria hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kemarin kita mengenangkan Hati Yesus Yang Mahakudus dan hari ini kita semua diajak untuk mengenangkan Hati Tersuci SP Maria, teladan umat beriman. Suci berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan tanpa syarat, yang antara lain digambarkan dalam Warta Gembira hari ini sebagai 'janda memberi persembahan dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya'. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman agar dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari senantiasa membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan, dengan kata lain kita fungsikan seluruh anggota tubuh kita untuk melakukan apa-apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, tidak melakukan dosa sekecil apapun. Untuk itu hendaknya apa yang kita pikirkan adalah apa-apa yang baik, misalnya senantiasa memikirkan bahwa semua ciptaan Tuhan di dunia ini berbahagia, selamat dan damai sejahtera. Jika yang ada dalam pikiran kita demikian itu, maka apa yang kita lakukan sungguh baik adanya, membahagiakan dan menyelamatkan orang lain. Memang salah satu bentuk latihan adalah 'memberi dari kekurangan' alias senantiasa siap sedia berkorban bagi orang lain. Orang berhati suci antara lain juga jarang atau tidak pernah mengeluh, menggerutu atau marah ketika harus menghadapi kesulitan, tantangan dan hambatan sebagai konsekwensi kesetiaan hidup beriman. Demikian juga ketika dimarahi atau dicaci maki atau diejek tidak akan pernah melawan atau membalasnya, melainkan tutup mulut seraya dalam hati mendoakannya disertai syukur dan terima kasih. Kita juga dapat meneladan SP Maria yang sampai kini senantiasa mendoakan kita semua agar semakin beriman, semakin suci, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi.
· "Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di depan mata semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepada kamu. Pujilah nama-Nya dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada segala manusia perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia" (Tb 12:6). Kutipan ini kiranya baik menjadi pegangan atau acuan hidup kita dimana pun dan kapan pun. Kita telah menerima anugerah dari Tuhan Allah secara melimpah ruah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita. Hidup kita serta segala sesuatu yang menyertai diri kita atau yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini sungguh merupakan anugerah Allah. Maka marilah dimana pun kita berada atau kemana pun kita pergi senantiasa memuliakan Allah maupun mewartakan perbuatan-perbuatan Allah. Secara konkret hal itu kiranya dapat kita wujudkan dengan senantiasa berbuat baik, meneruskan kebaikan dan anugerah Allah yang telah kita terima kepada orang lain. Dengan kata lain marilah kita senantiasa saling berbuat baik, saling membahagiakan dan menyelamatkan. Dalam situasi dan kondisi apapun kita hendaknya tetap ceria dan bergairah, karena Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Marilah kita ingat dan sadari juga bahwa sebagai umat beriman kita adalah pewarta-pewarta apa yang baik, senantiasa memberitakan dan menyebar-luaskan apa yang baik. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja, maupun bagi siapa saja tanpa pandang bulu.
"Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Iapun berbalik kepada kamu, dan tidak disembunyikan-Nya wajah-Nya terhadap kamu. Maka pandanglah apa yang akan dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja kekal." (Tb 13:6-7)
" Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya" (Mrk 12:38-44), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan Pesta Hati Tersuci SP Maria hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kemarin kita mengenangkan Hati Yesus Yang Mahakudus dan hari ini kita semua diajak untuk mengenangkan Hati Tersuci SP Maria, teladan umat beriman. Suci berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan tanpa syarat, yang antara lain digambarkan dalam Warta Gembira hari ini sebagai 'janda memberi persembahan dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya'. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman agar dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari senantiasa membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan, dengan kata lain kita fungsikan seluruh anggota tubuh kita untuk melakukan apa-apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, tidak melakukan dosa sekecil apapun. Untuk itu hendaknya apa yang kita pikirkan adalah apa-apa yang baik, misalnya senantiasa memikirkan bahwa semua ciptaan Tuhan di dunia ini berbahagia, selamat dan damai sejahtera. Jika yang ada dalam pikiran kita demikian itu, maka apa yang kita lakukan sungguh baik adanya, membahagiakan dan menyelamatkan orang lain. Memang salah satu bentuk latihan adalah 'memberi dari kekurangan' alias senantiasa siap sedia berkorban bagi orang lain. Orang berhati suci antara lain juga jarang atau tidak pernah mengeluh, menggerutu atau marah ketika harus menghadapi kesulitan, tantangan dan hambatan sebagai konsekwensi kesetiaan hidup beriman. Demikian juga ketika dimarahi atau dicaci maki atau diejek tidak akan pernah melawan atau membalasnya, melainkan tutup mulut seraya dalam hati mendoakannya disertai syukur dan terima kasih. Kita juga dapat meneladan SP Maria yang sampai kini senantiasa mendoakan kita semua agar semakin beriman, semakin suci, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi.
· "Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di depan mata semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepada kamu. Pujilah nama-Nya dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada segala manusia perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia" (Tb 12:6). Kutipan ini kiranya baik menjadi pegangan atau acuan hidup kita dimana pun dan kapan pun. Kita telah menerima anugerah dari Tuhan Allah secara melimpah ruah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita. Hidup kita serta segala sesuatu yang menyertai diri kita atau yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini sungguh merupakan anugerah Allah. Maka marilah dimana pun kita berada atau kemana pun kita pergi senantiasa memuliakan Allah maupun mewartakan perbuatan-perbuatan Allah. Secara konkret hal itu kiranya dapat kita wujudkan dengan senantiasa berbuat baik, meneruskan kebaikan dan anugerah Allah yang telah kita terima kepada orang lain. Dengan kata lain marilah kita senantiasa saling berbuat baik, saling membahagiakan dan menyelamatkan. Dalam situasi dan kondisi apapun kita hendaknya tetap ceria dan bergairah, karena Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Marilah kita ingat dan sadari juga bahwa sebagai umat beriman kita adalah pewarta-pewarta apa yang baik, senantiasa memberitakan dan menyebar-luaskan apa yang baik. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja, maupun bagi siapa saja tanpa pandang bulu.
"Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Iapun berbalik kepada kamu, dan tidak disembunyikan-Nya wajah-Nya terhadap kamu. Maka pandanglah apa yang akan dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja kekal." (Tb 13:6-7)
Redaksi : Rm. Ign. Sumarya, SJ
Posted by
Kasih Yesus
on
7:07 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0