Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran

"Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga," (Mat 5:1-12a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Karolus Lwanga dkk, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Setiap orang beriman, entah agama atau keyakinannya apapun, hemat saya memiliki panggilan untuk menghayati rahmat kemartiran dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Salah satu wujud penghayatan rahmat kemartiran yang mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan masa kini hemat saya adalah 'kebenaran'. Apa yang disebut benar senantiasa berlaku universal, dimana saja dan kapan saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam Kamus Bahasa Indonesia benar sering diartikan sebagai sesuai sebagaimana adanya, dapat dipercaya, tidak bohong, sejati. Apa yang benar antara lain diusahakan dalam proses pengadilan, dan untuk mengusahakan kebenaran memang mahal serta membutuhkan banyak waktu, sebagaimana juga terjadi dalam proses pengadilan. Untuk mengusahakan kebenaran sejati dipanggil saksi-saksi, namun sering ada saksi yang mengatakan apa yang tidak sesuai sebagaimana adanya alias bohong, maka ada proses pengadilan yang terkatung-katung, misalnya kasus Bank Century. Menjadi saksi kebenaran memang berat dan butuh kejujuran. Sebagai orang beriman menjadi saksi kebenaran berarti senantiasa hidup dan bertindak dengan membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan dengan demikian mau tak mau akan senantiasa melakukan perintah dan kehendak Tuhan, serta dapat dipercaya. Marilah kita bekerja sama atau saling membantu dalam menjadi saksi kebenaran, kita perangi aneka kebohongan yang masih merebak masa kini. Berjuang dan bekerja demi kebenaran pada masa kini memang ada kemungkinan diancam untuk dibunuh atau disingkirkan, namun demikian marilah kita tetap setia berjuang demi kebenaran.

"Dari Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa. Tetapi aku berharap akan mendapat kembali semuanya dari pada-Nya!" (2Mak 7:11), demikian kata seorang pemuda yang hendak disiksa karena kebenaran. Yang dimaksudkan dengan anggota-anggota tidak lain adalah anggota-anggota tubuh, yang berarti tubuh kita yang berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah setelah meninggal dunia. Kutipan di atas hendaknya menjadi acuan atau pegangan bagi kita semua umat beriman, khususnya generasi muda yang pada umumnya begitu bersemangat dalam hidup. Sebagai warganegara Indonesia marilah kita meneladan generasi muda pendahulu kita, yang antara lain mencanangkan Sumpah Pemuda: satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Dengan kata lain marilah kita usahakan kesatuan bangsa kita, siapapun berusaha memecah belah atau mencabik-cabik kesatuan bangsa hendaknya kita perangi sampai titik darah penghabisan. Saat ini memang ada kelompok tertentu yang fanatik atau ekstrim yang suka mengacaukan kesatuan bangsa dengan aneka terror dan gangguan keamanan. Semoga semua generasi muda memiliki hati jernih dan mulia guna mengusahakan kesatuan bangsa. Kutipan diatas kiranya juga mengingatkan kita semua agar tidak menggunakan anggota-anggota tubuh kita untuk berbuat jahat atau melalukan dosa, entah itu mencuri, menyakiti orang lain atau menjual diri demi uang sebagaimana dilakukan oleh para pelacur atau pemilik uang untuk mencari pemuasan seksualnya dengan membayar, dst.. Semoga semua anggota tubuh kita suci dan bersih adanya.

"Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita; maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu." (Mzm 124:2-5)


Redaksi : Rm Ign Sumarya SJ

Posted by Kasih Yesus on 9:44 AM . Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

2010 Kasih Yesus Kristus . All Rights Reserved. - Written by Frans Firdaus