Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!
Renungan Harian 8:30 AM
"Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia" (Mrk 12:13-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
Pada umumnya kita semua memiliki dua kewargaan, yaitu sebagai warganegara dan warga agama kita masing-masing. Sabda hari ini mengajak kita semua untuk setia sebagai warganegara maupun warga agama alias Umat Allah. Entah sebagai warganegara maupun Umat Allah, marilah kita sungguh-sungguh dengan sepenuh hati melaksanakan tata tertib atau aturan yang berlaku. Hemat saya pertama-tama dan terutama kita harus setia sebagai umat Allah, yang berarti senantiasa melaksanakan perintah dan kehendak Allah, karena dalam iman kita mengimani bahwa para pemimpin warganegara merupakan wakil Allah. Allah hidup dan bekerja terus menerus sepanjang hari tanpa kenal waktu dan tempat, sedangkan para pimimpin warganegara maupun Umat Allah terbatas oleh ruang dan waktu. Hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini merupakan anugerah Allah, maka selayaknya kita sungguh membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah. Apa saja yang kita lakukan dan katakan, dimana pun dan kapan saja, diketahui oleh Allah. Hemat saya orang yang sungguh suci alias hidup bersama dan bersatu dengan Allah itulah yang harus kita taati dan layani. Secara manusiawi dan sosilogis hemat saya anak-anak lebih suci daripada orangtua atau orang dewasa, maka dengan ini kami berharap kepada anda sekalian untuk membaktikan diri sepenuhnya kepada anak-anak, dengan kata lain anak-anak kita bina dan didik agar tumbuh berkembang sebagai pribadi
cerdas beriman. Kita sebagai umat beriman juga dipanggil untuk senantiasa memfungsikan anggota-anggota tubuh kita serta segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah. Kami berharap kepada para pemimpin untuk senantiasa hidup dan bertindak jujur, tidak melakukan korupsi atau penyelewengan sekecil atau sedikitpun. Sebagai warganegara hendaknya kita juga membayar pajak dengan jujur dan tentu saja para petugas dan pengelola pajak dengan jujur pula mengurus atau mengelola uang pajak yang terkumpul.
"Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan perempuan. Pekerjaan itu diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar kepadanya dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan." (Tob 2:11-12). Upah atau imbal jasa memang selayaknya diberikan kepada yang berhak dan syukur diberi tambahan atau hadiah kepada yang bersangkutan. Secara khusus kami mengingatkan kita semua untuk setia dalam pemberian imbal jasa atau upah sesuai dengan peraturan atau perjanjian yang telah dibuat. Di Indonesia ini berlaku UMP atau UMR, hemat saya jumlah upah tersebut merupakan jaminan agar penerima upah masih hidup alias tidak mati, tetapi jelas tak akan mencukupi kebutuhan hidup layak dan wajar, apalagi mengusahakan tempat tinggal atau rumah maupun beaya pendidikan anak-anaknya. Kepada para pengusaha kami ingatkan untuk sungguh menjamin kebutuhan hidup buruh-buruh atau pegawainya, syukur memberi lebih dari apa yang seharusnya. Ingatlah ketika buruh atau pegawai kurang atau tidak sejahtera ada bahaya mereka bekerja seenaknya atau melakukan pencurian atau korupsi. Keberhasilan dan kemajuan usaha anda tergantung dari kinerja dan sumbangan tenaga maupun waktu dari buruh atau pegawai, maka selayaknya buruh atau pegawai menerima imbal jasa atau upah yang memadai, sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati." (Mzm 112:1-2)
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
Pada umumnya kita semua memiliki dua kewargaan, yaitu sebagai warganegara dan warga agama kita masing-masing. Sabda hari ini mengajak kita semua untuk setia sebagai warganegara maupun warga agama alias Umat Allah. Entah sebagai warganegara maupun Umat Allah, marilah kita sungguh-sungguh dengan sepenuh hati melaksanakan tata tertib atau aturan yang berlaku. Hemat saya pertama-tama dan terutama kita harus setia sebagai umat Allah, yang berarti senantiasa melaksanakan perintah dan kehendak Allah, karena dalam iman kita mengimani bahwa para pemimpin warganegara merupakan wakil Allah. Allah hidup dan bekerja terus menerus sepanjang hari tanpa kenal waktu dan tempat, sedangkan para pimimpin warganegara maupun Umat Allah terbatas oleh ruang dan waktu. Hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini merupakan anugerah Allah, maka selayaknya kita sungguh membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah. Apa saja yang kita lakukan dan katakan, dimana pun dan kapan saja, diketahui oleh Allah. Hemat saya orang yang sungguh suci alias hidup bersama dan bersatu dengan Allah itulah yang harus kita taati dan layani. Secara manusiawi dan sosilogis hemat saya anak-anak lebih suci daripada orangtua atau orang dewasa, maka dengan ini kami berharap kepada anda sekalian untuk membaktikan diri sepenuhnya kepada anak-anak, dengan kata lain anak-anak kita bina dan didik agar tumbuh berkembang sebagai pribadi
cerdas beriman. Kita sebagai umat beriman juga dipanggil untuk senantiasa memfungsikan anggota-anggota tubuh kita serta segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah. Kami berharap kepada para pemimpin untuk senantiasa hidup dan bertindak jujur, tidak melakukan korupsi atau penyelewengan sekecil atau sedikitpun. Sebagai warganegara hendaknya kita juga membayar pajak dengan jujur dan tentu saja para petugas dan pengelola pajak dengan jujur pula mengurus atau mengelola uang pajak yang terkumpul.
"Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan perempuan. Pekerjaan itu diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar kepadanya dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan." (Tob 2:11-12). Upah atau imbal jasa memang selayaknya diberikan kepada yang berhak dan syukur diberi tambahan atau hadiah kepada yang bersangkutan. Secara khusus kami mengingatkan kita semua untuk setia dalam pemberian imbal jasa atau upah sesuai dengan peraturan atau perjanjian yang telah dibuat. Di Indonesia ini berlaku UMP atau UMR, hemat saya jumlah upah tersebut merupakan jaminan agar penerima upah masih hidup alias tidak mati, tetapi jelas tak akan mencukupi kebutuhan hidup layak dan wajar, apalagi mengusahakan tempat tinggal atau rumah maupun beaya pendidikan anak-anaknya. Kepada para pengusaha kami ingatkan untuk sungguh menjamin kebutuhan hidup buruh-buruh atau pegawainya, syukur memberi lebih dari apa yang seharusnya. Ingatlah ketika buruh atau pegawai kurang atau tidak sejahtera ada bahaya mereka bekerja seenaknya atau melakukan pencurian atau korupsi. Keberhasilan dan kemajuan usaha anda tergantung dari kinerja dan sumbangan tenaga maupun waktu dari buruh atau pegawai, maka selayaknya buruh atau pegawai menerima imbal jasa atau upah yang memadai, sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati." (Mzm 112:1-2)
Redaksi : Rm
Posted by
Kasih Yesus
on
8:30 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0