Allah yang membebaskan anak anak-NYA
Renungan Harian 8:51 AM
Sungguh seluruh ciptaan dalam jenisnya dirubah kembali sama sekali oleh karena taat kepada perintah-perintah-Mu, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka orang melihat awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya ada air, jalan yang tidak ada rintangannya muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa berjalan lewat di tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang mentakjubkan. Seperti kuda ke padang rumput mereka pergi dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka. (Keb 18:14-16,19:6-9)
Mazmur Tanggapan: Mzm 105:2-3,36-37,42-43; Bacaan Injil: Luk 18:1-8
Malaikat maut turun dari surga untuk membantai anak-anak sulung orang
Mesir (juga hewan) sebagai hukuman atas kenyataan bahwa mereka
mempermudak orang-orang Israel dan penolakan mereka untuk membebaskan
mereka setelah Musa mengkonfrontir Firaun (lihat Kitab Keluaran). Sang
rabi yang mengarang Kitab Kebijaksanaan menggambarkan malaikat ini
sebagai “firman Allah yang mahakuasa” (Keb 18:15).
Di mata rabi yang terpelajar dan saleh ini, keluaran orang Israel
dari perbudakan Mesir analog dengan penciptaan langit dan bumi seperti
digambarkan dalam Kitab Kejadian. Bahkan alam, dalam bentuk tiang awan
dan pembelahan Laut Merah (Kel 13:21; 14:19-20,21), bergabung untuk
melindungi orang-orang Israel, anak-anak Allah sendiri, selama mereka ke
luar dari tanah Mesir (Keb 19:6-8). Sebagai ungkapan rasa syukur atas
pembebasan Allah, orang-orang Israel memuji-muji Allah dengan penuh
entusiasme (Keb 19:9).
Rabi
Akiva (abad ke-1) biasa mengatakan bahwa Israel sangat suka disebut
sebagai “anak-anak Allah”. Sebagai tanda istimewa kasih Allah, Allah
mengatakan kepada Israel: “Kamulah anak-anak TUHAN (YHWH), Allahmu”
(Ul 14:1). Hari Raya Paskah adalah untuk memperingati perlindungan
Allah atas umat Israel, bukan hanya dengan menceritakan kembali kisah
Paskah (haggadah), namun juga dalam penekanan atas partisipasi anak-anak dalam menanyakan empat pertanyaan, yang pertama adalah “Mengapa malam ini berbeda dengan malam yang lain?”
Paskah begitu sentral dalam ibadat penyembahan orang Ibrani sehingga
semua orang Yahudi di seluruh dunia memperingati pembebasan orang-orang
Israel oleh Allah dari perbudakan Mesir seakan-akan peristiwa itu
terjadi atas diri mereka secara pribadi. Perhatian Allah secara pribadi
terhadap umat yang dikasihi-Nya inilah yang oleh pengarang Kitab
Kebijaksanaan ingin agar diingat dan dihargai oleh umat.
Seperti kepada saudari dan saudara kita dalam iman pada zaman dahulu,
maka demikian pula halnya dengan kita yang sekarang mengikuti Yesus.
Tidak ada karunia yang lebih besar daripada mengetahui dan mengalami
bahwa Allah mengasihi kita dan menyelamatkan kita. Dia membebaskan kita
dari kematian dengan mengutus Putera-Nya yang tunggal, Yesus, Sabda-Nya,
dari surga ke tengah dunia untuk mengalahkan Iblis dan maut. Ia membawa
kepada kita kepada hidup baru dalam Gereja-Nya. Kebebasan kita dari
perhambaan/perbudakan di bawah dosa dan rasa takut akan kematian harus
memimpin kita kepada penyembahan kepada Allah dengan penuh rasa syukur
karena pembebasan yang dilakukan-Nya atas diri kita.
DOA: Bapa surgawi, buatlah kami agar tidak pernah
melupakan bahwa Engkau telah membebaskan kami dari perbudakan dosa dan
rasa takut akan kematian, karena Engkau mengasihi kami sebagai
anak-anak-Mu sendiri. Terpujilah nama-Mu selalu. Amin.
Posted by
Kasih Yesus
on
8:51 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0