Kalau tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu
Renungan Harian 8:19 AM
Lalu mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, kapan itu akan terjadi? Apa tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya, “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: ‘Akulah Dia,’ dan: ‘Saatnya sudah dekat.’ Janganlah kamu mengikuti mereka. Apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu takut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”
Ia berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan dan akan terjadi juga hal-hal yang menakutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” (Luk 21:5-19)
Bacaan Pertama: Mal 4:1-2a; Mazmur Tanggapan: Mzm 98:5-9; Bacaan Kedua: 2Tes 3:7-12.
“Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian,
maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi
seperti jerami dan akan tebakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN
(YHWH) semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang
mereka. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya
kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya” (Mal 4:1-2a).
Peperangan, pemberontakan, huru-hara, gempa bumi, penyakit sampar dan
kelaparan serta tanda-tanda dahsyat dari langit: Hal-hal ini jelas
hampir tidak menggambarkan suatu masa depan yang indah. Yesus
menggunakan imaji-imaji dan bahasa apokaliptik untuk menasihati para
pengikut-Nya agar bertekun pada saat-saat sulit. Kata-kata Yesus itu
tidaklah merupakan kata-kata yang asing bagi telinga orang-orang Yahudi
saleh selagi mereka merefleksikan imaji-imaji serupa yang muncul dalam
kitab para nabi belakangan yang disebut juga nabi-nabi kecil) (lihat Mal
4:1-2a; Yl 1:1-2:27).
Yesus
menggunakan ekslamasi/seruan seorang pengamat sehubungan dengan
keindahan Bait Allah (Luk 21:5) sebagai awal untuk bernubuat tentang
berbagai peristiwa di masa depan dan Ia menginstruksikan orang-orang
yang mendengar-Nya bagaimana mereka harus memberi tanggapan. Dari
perspektif kemanusiaan, wajarlah bagi kita untuk berupaya memperoleh
kenyamanan dan keamanan dalam hidup kita. Keindahan dan stabilitas Bait
Allah merepresentasikan rasa aman dari umat Yahudi pada zaman Yesus.
Namun Yesus mengatakan bahwa tidak ada satu pun akan dibiarkan terletak
di atas batu yang lain karena semuanya akan diruntuhkian (Luk 21:6).
Pernyataan Yesus ini menyarankan bahwa Kerajaan Allah tidaklah sama
dengan hidup di bumi yang sudah familiar bagi kita dan yang sering kita
lebih sukai. Pada kenyataannya, apa yang kita ketahui tentang dunia ini
akan berlalu.
Yesus bersabda, “Apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu takut”
(Luk 21:9). Walaupun para pengikut-Nya akan mengalami berbagai
kesulitan hidup, termasuk pengejaran/ penganiayaan, pengkhianatan,
bahkan kematian, tidak sepotong rambutpun di kepala mereka akan hilang:
“Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” (Luk
21:16-19). Kita hidup dalam masa di antara kehidupan yang menebus dari
Yesus, kematian dan kebangkitan-Nya dan kedatangan-Nya untuk kedua
kalinya dalam kemuliaan (parousia). Dalam masa-antara inilah Injil Yesus
Kristus harus diwartakan ke tengah dunia oleh para murid-Nya (lihat Mat
28:18-20).
Sebagai orang-orang yang mengaku diri sebagai saksi-saksi Yesus yang
setia, maka kita harus senantiasa siap sedia menghadapi berbagai
pengejaran/penganiayaan dll. seperti diuraikan di atas. Hal ini bukanlah
sesuatu yang harus kita takuti. Sebaliknya, kita dapat bergembira di
dalamnya karena kita dapat mengandalkan diri pada Roh Kudus yang berdiam
dalam diri kita, Dialah Penghibur, Penasihat kita yang senantiasa
memberdayakan kita. Paulus menulis kepada jemaat di Roma: “Aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Rm 8:16).
Sang pemazmur menyatakan: “Ia (YHWH) akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran”
(Mzm 98:9). Iman Kristiani kita menyatakan, bahwa keadilan ini
terwujud melalui Yesus Kristus. Ia adalah “surya kebenaran dengan
kesembuhan pada sayapnya bagi mereka yang takut akan nama-Nya” (lihat
Mal 4:2). Selagi kita memeditasikan janji-janji tentang hidup surgawi
ini, hati kita pun akan merasa tenteram dalam pengharapan surgawi.
DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahabaik, sumber
segala kebaikan, satu-satunya Kebaikan, terpujilah nama-Mu! Bapa,
berikanlah kepadaku keberanian untuk menanggung segala kesulitan yang
menimpa diriku. Anugerahkanlah juga kepadaku hasrat yang tulus untuk
dapat ikut ambil bagian dalam mewujudkan Kerajaan-Mu di atas muka bumi.
Amin.
Posted by
Kasih Yesus
on
8:19 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0