Pembelaan Kristus terhadap yang Miskin

Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua uang tembaga, ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya.” (Luk 21:1-4)


Bacaan Pertama: Dan 1:1-6,8-20; Mazmur Tanggapan: Dan 3:52-56

Kasus ini menunjukkan bahwa jumlah uang persembahan yang kecil namun diberikan dari kondisi yang serba kekurangan, ternyata jauh lebih berharga di mata Allah daripada uang persembahan yang besar namun diberikan dari kelebihan (surplus) berlimpah.

Di satu sisi kita melihat orang-orang kaya memberi sumbangan kepada perbendaharaan Bait Suci, jumlahnya relatif besar namun berasal dari surplus mereka. Berbagai kebutuhan hidup mereka telah terpenuhi, misalnya kebutuhan akan sandang, pangan, papan, barangkali juga sejumlah “kenikmatan” dan “kemewahan” hidup tertentu. Jadi, setelah pertama-tama memperoleh kenyamanan hidup, barulah mereka mempersembahkan sesuatu bagi Allah. Di sisi lain, kita juga melihat seorang janda miskin, tidak mempunyai apa-apa lagi (boro-boro mempunyai polis asuransi jiwa) guna menopang masa depannya; dan ia memberi dengan penuh keikhlasan dari segala kekurangannya itu …… memberi dari kemiskinannya. Janda miskin ini mempercayakan dirinya kepada Allah, percaya bahwa dengan pertama-tama mencari Kerajaan-Nya dan kebenarannya, dia akan memperoleh segala sesuatu yang diperlukannya (lihat Mat 6:33). Janda miskin itu sungguh memiliki iman yang mengagumkan: ia menaruh kepercayaan penuh kepada Allah pada saat ia tidak memiliki apa-apa.

Injil Lukas seringkali menggambarkan tema peninggian orang-orang miskin dan perendahan orang-orang yang berkuasa. Melalui kemiskinan mereka, orang-orang miskin belajar untuk menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah dan mengalami kemurahan-hati-Nya dan kekayaan-Nya. Di mata orang banyak dapat saja apa yang dilakukan oleh sang janda miskin kelihatan sebagai suatu tindakan bodoh, namun di mata Allah ini adalah sebuah pengorbanan sejati, suatu tindakan yang jauh lebih menyenangkan hati-Nya daripada tindakan mereka yang memberi banyak namun sebenarnya bukan merupakan sebuah pengorbanan samasekali. Kenyataan bahwa Yesus mengakui persembahan sang janda miskin sangat menghibur dan menyemangati kita semua karena dapat diartikan bahwa Yesus mengakui pengorbanan-pengorbanan kita yang kelihatan kecil. Ya, itulah Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita! Percayalah, Saudari dan Saudaraku, Yesus tidak akan mengecewakan kita.

Cerita tentang janda miskin yang memberikan persembahan ini mendorong kita untuk merendahkan diri kita di hadapan Allah. Allah sangat mengasihi kita dan Ia ingin memberikan segala sesuatu yang baik kepada kita. Yang diminta oleh-Nya adalah agar kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada pemeliharaan-Nya yang penuh kasih. Ketika dia memberikan persembahannya yang sedikit itu, sang janda miskin menyadari bahwa Allah mengasihi dirinya dan akan memperhatikannya dengan penuh kasih sayang. Marilah kita memberikan hati kita kepada Allah dan memperkenankan diri-Nya memperhatikan setiap kebutuhan kita.

DOA: Roh Kudus Allah, tolonglah kami agar dapat mengenal Allah secara pribadi seperti yang dicontohkan oleh sang janda miskin dalam bacaan Injil hari ini. Dengan demikian kami dapat memberi persembahan kepada-Nya berupa kasih sejati yang sungguh ke luar dari hati kami. Amin.

Posted by Kasih Yesus on 8:48 AM . Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

2010 Kasih Yesus Kristus . All Rights Reserved. - Written by Frans Firdaus