Yesus Senantiasa Mencari Kita

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Ia pun berlari mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata kepadanya, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Melihat hal itu, semua orang mulai bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, lihatlah, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada seisi rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk 19:1-10)


Bacaan Pertama: 2Mak 6:18-31; Mazmur Tanggapan: Mzm 4:2-7

Sebagai seorang “kepala pemungut cukai” dan “kaya” (Luk 19:2), Zakheus kelihatannya telah sukses besar dalam suatu profesi yang melibatkan penipuan keuangan sekitar pembayaran pajak. Pada waktu itu, sebagai seorang “kepala pemungut cukai”, Zakheus barangkali dipandang sebagai “kepala” pendosa juga (Luk 19:7).

Seperti kebanyakan kita, Zakheus barangkali bukanlah kandidat yang paling jelas-nyata untuk menjadi murid Yesus. Namun Yesus tahu dan mengenal Zakheus dan cukup lama menantikannya sebelum pejabat cukai yang bertubuh pendek ini memanjat pohon ara agar dapat melihat Yesus dengan lebih jelas. Ketika mereka bertemu, muka ketemu muka, maka hati Zakheus menjadi begitu tergerak oleh perjumpaan itu itu sehingga seluruh hidupnya menjadi berubah.

Bagaimana dengan kita? Yesus juga menantikan kita selagi kita mencoba untuk dapat memandangnya dengan lebih baik. Barangkali sesuatu tentang Dia menyentuh hati kita selagi kita sebagai komunitas merayakan Misa Kudus. Barangkali kita bahkan mencoba untuk mencari Dia sepanjang pekan, namun menemui sejumlah hal yang menghalang-halangi perjalanan kita kepada-Nya, seperti orang banyak yang menghalangi Zakheus untuk dapat melihat Yesus, sehingga dia harus memanjat pohon ara yang ada. Namun demikian, Yesus senantiasa ada di sana, menantikan waktu yang tepat di mana Dia dapat menyatakan diri-Nya kepada kita secara lebih mendalam dan mengundang diri-Nya sendiri ke dalam hidup kita.

Perjumpaan Zakheus dengan Yesus merupakan suatu pengalaman yang menggerakkan nuraninya sehingga bersedia memberikan separuh dari harta-kekayaannya kepada orang-orang miskin dan mengembalikan empat kali sekiranya ada orang yang telah diperasnya (lihat Luk 19:8). Pada dirinya, deklarasi pribadi Zakheus sungguh menakjubkan, dan hal ini menunjukkan menunjukkan betapa kuatnya hati Zakheus telah disentuh oleh Yesus.

Berjumpa dengan Yesus harus membuat suatu perubahan sungguhan dalam hidup kita. Tidak separuh-separuh, yang ada hanyalah hitam atau putih. Setelah berjumpa dengan Yesus, orang muda pemimpin yang kaya malah meninggalkan-Nya karena banyak hartanya (lihat Luk 18:18-23; bdk. Mat 19:16-22; Mrk 10:17-22). Perjumpaan pribadi dengan Yesus seharusnya menggoncangkan batin kita, menggerakkan hati kita untuk menjadi murah hati dengan orang-orang lain seperti telah ditunjukkan-Nya kepada kita bagaimana Dia bermurah hati kepada kita. Kebanyakan dari kita tidak mengalami pertobatan yang langsung sekaligus pada satu saat yang secara dramatis mengubah hidup kita hanya dalam satu malam. Namun apabila kita sampai mengenal Yesus, pada setiap tahapan yang kita alami, Yesus mengundang kita ke dalam suatu transformasi yang lebih besar untuk mencapai keserupaaan dengan diri-Nya. Ini adalah pertobatan sejati: bukan sekadar menghindarkan diri dari dosa, melainkan bersikap dan bertindak “boros” dalam cintakasih kita kepada Allah dan orang-orang yang dianugerahkan-Nya dalam kehidupan kita.

Yesus senantiasa mencari kita – pribadi demi pribadi – bahkan ketika kita mencari-Nya. Bukankah hal itu kelihatannya tidak mungkin? Mungkin saja! Marilah kita mengingat bagaimana penyelamatan datang kepada Zakheus si raja pendosa dan para kudus yang dahulunya juga para pendosa: Santo Augustinus dari Hippo, Santo Fransiskus dari Assisi dan begitu banyak lagi.

DOA: Tuhan Yesus, aku ingin mengenal siapa Engkau secara lebih mendalam lagi. Datanglah, ya Yesus, dan penuhilah diriku. Berikanlah iman kepadaku agar sungguh percaya Engkau akan melakukan hal itu. Yesus, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. Amin.

Posted by Kasih Yesus on 8:24 AM . Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

2010 Kasih Yesus Kristus . All Rights Reserved. - Written by Frans Firdaus