AKU haus, Sudah Selesai..!
Renungan Harian 8:30 AM
Dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria,
istri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan
murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya,
“Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah
ibumu!” Sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah
selesai, berkatalah Ia – supaya digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci –
, “Aku haus!” Di situ ada suatu bejana penuh anggur asam. Lalu mereka
melilitkan suatu spons, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada
sebatang hisop lalu mengulurkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum
anggur asam itu, berkatalah Ia, “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-nya. (Yoh 19:25-30)
Bacaan Pertama: Yes 52:13-53:12; Mazmur Tanggapan: Mzm
31:2,6,12-13,15-17,25; Bacaan Kedua: Ibr 4:14-16;5:7-9; Bacaan Injil:
Yoh 18:1-19:42
Yohanes Penginjil memberi gambaran yang berbeda dalam Injilnya
ketimbang ketiga Injil sinoptik (Matius, Markus dan Lukas) terkait
detik-detik terakhir dari hidup Yesus di dunia. Dalam ketiga Injil
sinoptik Yesus tidak berseru “Aku haus!” dan juga tidak tercatat bahwa
Yesus meminum “anggur asam” yang disodorkan ke mulut-Nya (lihat Mat
27:34; Mrk 15:23; Luk 23:36). Sebaliknya, dalam Injil Yohanes
digambarkan bahwa Yesus menyadari bahwa saat kematian-Nya sudah dekat,
oleh karena itu Dia berseru: “Aku haus!” Menurut Yohanes, seruan Yesus
ini adalah untuk menggenapi yang tertulis dalam Kitab Suci (Yoh 19:28).
Mereka melilitkan suatu spons, yang telah dicelupkan dalam anggur asam,
pada sebatang hisop lalu mengulurkannya ke mulut Yesus (Yoh 19:29). Lalu
Injil Yohanes mencatat yang berikut ini: “Sesudah Yesus meminum anggur
asam itu, berkatalah Ia, “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yoh 19:30).
Jelaslah bahwa dalam teks Injil Yohanes, rasa haus Yesus memiliki
makna mendalam. Injil ini mengkaitkan kata-kata “Aku haus” dengan
penggenapan yang tertulis dalam Kitab Suci. Kiranya ini mengacu kepada
teks yang berbicara tentang anggur asam – “… mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam” (Mzm 69:22) dan Mzm 22:16 yang menggambarkan rasa haus dari “orang benar yang menderita” – “kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.” Dua
petikan Mazmur ini memainkan suatu peranan kunci dalam tradisi sengsara
Yesus dan episode pemberian anggur asam kepada Yesus yang tersalib
tanpa ragu lagi terkait dengan mazmur-mazmur lain yang terdapat dalam
keempat kitab Injil (Mzm 22:2; 22:8; 22:19; 31:6; 109:25).
Dengan seruan-Nya: “Aku haus!” dan meminum anggur asam, Yesus
“membuat lengkap” Kitab Suci. Dalam ketiga Injil Sinoptik, pemberian
anggur asam (cuka) dimaksudkan untuk mengolok-olok Yesus yang sudah
sekarat, namun dalam Injil Yohanes kiranya hal ini mengacu kepada
meminum cawan dalam Yoh 18:11. Pada saat-saat penangkapan Yesus di taman
Getsemani, Yesus menegur keras Petrus dan memerintahkan kepadanya untuk
menyarungkan kembali pedangnya. Yesus tidak akan mundur dari misi yang
diberikan Allah Bapa kepada-Nya: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yoh 18:11).
Dalam
menyelesaikan atau membuat lengkap karya Bapa – menyerahkan hidup-Nya
sendiri karena kasih-Nya kepada dunia dan kemudian mengembalikan
peninggian bagi Allah – ini adalah “makanan” yang akan dimakan oleh
Yesus (Yoh 4:34) dan cawan yang Ia akan minum (Yoh 18:11). Dalam
gambaran Yohanes, inilah kekuatan pendorong dari misi Yesus. Dengan
demikian seruan “Aku haus!” dari atas kayu salib di Golgota tidak lagi
merupakan suatu seruan akibat penderitaan seperti dikira orang-orang
yang ada di tempat itu, melainkan tindakan final dari sebuah komitmen.
Yesus merasa haus akan Allah dan Ia haus karena kasih-Nya kepada
“milik-Nya di dunia ini”.
Tindakan ini “membuat lengkap” semua pekerjaan yang dijanjikan Allah
dalam Kitab Suci karena ini adalah tindakan penebusan definitif yang
telah ditandakan sebelumnya dalam semua tindakan Allah untuk Israel. Di
sini kita diingatkan kepada sebagian dari prolog Injil Yohanes yang
berbunyi: “… hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan
kebenaran datang melalui Yesus Kristus” (Yoh 1:17).
Seruan “Aku haus!” adalah suatu tindakan bebas dari Yesus, suatu
penegasan kembali – di depan maut – kebebasan-Nya yang lengkap dan
komitmen-Nya yang tak tergoyahkan terhadap misi yang dipercayakan Allah
Bapa kepada-Nya. Yesus merasa haus karena hasrat-Nya yang mendalam untuk
meminum cawan yang diberikan kepada-Nya – cawan yang akan membuat
lengkap pekerjaan yang telah diberikan kepada-Nya, pekerjaan untuk
mengasihi milik-Nya di dunia sampai pada titik akhir. Darah kematian-Nya
akan membawa pembebasan yang telah ditandakan sebelumnya dengan
pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.
Jadi, rasa haus yang radikal dari Yesus membuat lengkap semua janji
suci di Kitab Suci dan membawa misi Yesus ke puncaknya. Kata-kata
terakhir yang diucapkan oleh Yesus, yang harmonis secara sempurna dengan
nada keseluruhan kisah sengsara dalam Injil Yohanes, adalah “Sudah
selesai” (Yoh 19:30). Ungkapan “sudah selesai” ini juga sudah muncul
dalam Yoh 19:28). Hal ini dapat diartikan bahwa hidup Yesus di dunia
sudah mencapai tujuannya. Dia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya dan
kembali kepada Allah. Saat kematian-Nya digambarkan dengan cara yang
cocok dengan nada penyelesaian suatu tugas secara tuntas: Yesus
“menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yoh 19:30). Frase
“menyerahkan nyawa-Nya” mengacu kepada saat kematian-Nya dan fokusnya
adalah kembalinya Yesus kepada Bapa-Nya.
DOA:
Tuhan Yesus, Engkau sungguh Tuhan dan
Juruselamat kami. Dengan berseru dari atas kayu salib: “Aku haus!” dan
“Sudah selesai”, kami percaya bahwa hidup-Mu di tengah dunia sudah
mencapai tujuan. Engkau telah mencurahkan darah-Mu untuk mengampuni
dosa-dosa kami dan menyediakan bagi kami suatu hidup baru. Dengan penuh
rasa syukur kami menerima karunia darah-Mu dan kuasa untuk mengatasi
godaan dan mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Amin.
Posted by
Kasih Yesus
on
8:30 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0