Vigili Paskah 2015
Renungan Harian 8:20 AM
Malam Vigili Paskah
Bacaan Kitab Suci lengkap:
Bacaan I: Kej. 1:1 – 2:2 Bacaan singkat (Kej 1:1.26-31a)
Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya
1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melatayang merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuandiciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 1:29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melatayang merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuandiciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 1:29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c
Bacaan 2 : Kej. 22:1-18 Bacaan Singkat (Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18);
Kepercayaan Abraham diuji
22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya : “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” 22:2 Firman-Nya: Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu
gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” 22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit
kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” 22:12 Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 22:16 kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya : “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” 22:2 Firman-Nya: Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu
gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” 22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit
kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” 22:12 Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 22:16 kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.”
Mzm. 16:5,8,9-10,11;
Bacaan 3: Kel. 14:15 – 15:1;
Menyeberangi Laut Teberau
14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru
demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 14:17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh Pasukan- nya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 14:18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa AkulahTUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.” 14:19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 14:20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah airitu. 14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka — segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda — sampai ke tengah-tengah laut.14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 14:25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” 14:26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” 14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengahlaut. 14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. 14:29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru
demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 14:17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh Pasukan- nya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 14:18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa AkulahTUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.” 14:19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 14:20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah airitu. 14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka — segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda — sampai ke tengah-tengah laut.14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 14:25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” 14:26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” 14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengahlaut. 14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. 14:29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
Nyanyian Musa dan Israel
15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan
nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: “Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.
15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan
nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: “Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.
MT Kel. 15:1-2,3-4,5-6,17-18;
Bacaan 4: Yes. 54:5-14; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b;
Bacaan 5: Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6;
Bacaan 6: Bar. 3:9-15,32 – 4:4; Mzm. 19:8,9,10,11;
Bacaan 7: Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm. 42:3,5bcd; 43:3,4
Bacaan 4: Yes. 54:5-14; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b;
Bacaan 5: Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6;
Bacaan 6: Bar. 3:9-15,32 – 4:4; Mzm. 19:8,9,10,11;
Bacaan 7: Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm. 42:3,5bcd; 43:3,4
Bacaan Epistola: Rm 6:3-11
6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis
dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 6:4 Dengan demikian
kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kitaakan hidup dalam hidup
yang baru. 6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya. 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita
telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar
jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. 6:7 Sebab siapa yang
telah mati, ia telah bebas dari dosa. 6:8 Jadi jika kita telah mati
dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. 6:9
Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak
mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 6:10Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 6:11 Demikianlah hendaknya kamu
memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak
mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 6:10Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 6:11 Demikianlah hendaknya kamu
memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Bacaan Injil: Mrk. 16:1-8.
Kebangkitan Yesus
16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?” 16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, 16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” 16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.
16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?” 16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, 16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” 16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.
Renungan :
Karya Tuhan baik
Keagungan penciptaan terlihat dengan nyata pada sabda pembukanya, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (ayat 1). Semua yang ada di bawah kolong langit ini merupakan karya ilmiah dan karya seni Allah yang tiada duanya. Dari ketiadaan, kekosongan, dan ketiadaan bentuk, Allah mencipta, mengisi, dan mengatur alam semesta ini.
Keagungan penciptaan terlihat dengan nyata pada sabda pembukanya, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (ayat 1). Semua yang ada di bawah kolong langit ini merupakan karya ilmiah dan karya seni Allah yang tiada duanya. Dari ketiadaan, kekosongan, dan ketiadaan bentuk, Allah mencipta, mengisi, dan mengatur alam semesta ini.
Seperti seorang maestro karya seni memandang karya-karyanya itu
dengan perasaan senang dan puas, demikianlah Sang Pencipta memandang
karya akbar-Nya dan mengomentarinya sebagai baik (ayat 4, 10, 12).
Betapa brilian pikiran penciptaan yang ada di benak Ilahi, sungguh tidak
dapat disamai oleh pikiran-pikiran manusia yang pernah menjejak dan
mengukir sejarah dunia ini. Karena semua pikiran manusia hanya
meneruskan dan mengembangkan dari fondasi yang Allah sudah letakkan.
Pada tiga hari pertama Allah menciptakan dan mengatur wadah untuk
kehidupan. Di hari pertama, Allah menciptakan terang untuk menjadi wadah
waktu bagi kehidupan: yaitu siang dan malam. Tanpa terang, tiada
kehidupan. Hari kedua dan hari ketiga merupakan pengaturan yang begitu
rapih dan sistematis dari dunia ciptaan ini. Pemisahan air di langit
dari air yang di bawah langit menciptakan ruangan untuk makhluk udara
dan makhluk air. Sedangkan daratan dengan berbagai tumbuhan di dalamnya
diciptakan dan diatur agar menjadi tempat yang indah dan asri bagi
penghuninya, berbagai makhluk hidup darat, dan terutama manusia.
Tuhan menciptakan semuanya ini, bersama dengan ciptaan-ciptaan yang lain di tiga hari berikutnya sebagai konteks bagi manusia mengembangkan diri dan melayani Tuhan serta sesama. Tugas manusia sebagai ciptaan tertinggi adalah memelihara dan menjaga keasrian dan keharmonisan ciptaan. Manusia bertanggung jawab untuk turut serta menggumuli bahkan mencari jalan keluar bagi penyelesaian masalah seperti pemanasan global, kerusakan ekosistim, dan pembaruan paru-paru dunia.
Tuhan menciptakan semuanya ini, bersama dengan ciptaan-ciptaan yang lain di tiga hari berikutnya sebagai konteks bagi manusia mengembangkan diri dan melayani Tuhan serta sesama. Tugas manusia sebagai ciptaan tertinggi adalah memelihara dan menjaga keasrian dan keharmonisan ciptaan. Manusia bertanggung jawab untuk turut serta menggumuli bahkan mencari jalan keluar bagi penyelesaian masalah seperti pemanasan global, kerusakan ekosistim, dan pembaruan paru-paru dunia.
Semua untuk manusia
Sebagaimana penciptaan tiga hari pertama mempersiapkan wadah bagi penghuni-penghuninya, demikian tiga hari kedua sampai dengan dunia binatang diciptakan adalah penciptaan untuk tujuan kemanusiaan.
Sebagaimana penciptaan tiga hari pertama mempersiapkan wadah bagi penghuni-penghuninya, demikian tiga hari kedua sampai dengan dunia binatang diciptakan adalah penciptaan untuk tujuan kemanusiaan.
Matahari, bulan dan bintang-bintang Allah ciptakan dan letakkan agar
manusia mengenal waktu dan polanya. Hal ini penting kelak supaya manusia
bisa mengelola alam secara tepat sesuai musim dan tentunya karakter
dari berbagai ciptaan tersebut.
Ikan dan burung Allah ciptakan untuk mengisi laut dan udara, menjadi
bagian dari keasrian alam ini. Penciptaan ikan dan burung (ayat 21)
menggunakan kata kerja yang khusus, yakni bara\’, yang hanya muncul enam
kali dalam kisah penciptaan (Kej. 1:1; 21; 27-31; 2:3). Rupanya
penciptaan ikan dan burung merupakan tingkatan penciptaan makhluk hidup
setelah sebelumnya alam yang diciptakan. Hal ini ditandai dengan
munculnya pertama kali Allah memberkati ciptaan-Nya itu untuk berkembang
biak dan memenuhi ruang yang Allah ciptakan khusus untuk mereka (ayat
22).
Akhirnya, di hari keenam, Tuhan menciptakan binatang darat, baik
hutan, ternak, maupun melata sebagai bagian terakhir sebelum manusia
diciptakan. Dengan ketiga bagian alam sudah terisi oleh berbagai makhluk
hidup, lengkaplah sudah segala sesuatu yang dipersiapkan Allah untuk
ciptaan-Nya yang termulia, yaitu manusia. Kelak dalam penciptaan manusia
baru kita mengerti apa tujuan dan fungsi masing-masing ciptaan itu
untuk manusia, dan apa tugas manusia berkaitan dengan makhluk ciptaan
lainnya.
Semua karya penciptaan Allah di tiga hari kedua ini sama-sama
dikomentari Allah sebagai baik adanya (ayat 18, 21, 25). Apa yang baik
ini bersama dengan apa yang baik di tiga hari pertama, merupakan
lingkungan yang sangat baik bagi manusia. Mari syukuri kebaikan Allah
ini dengan tidak henti-hentinya memperlakukan baik semua ciptaan-Nya
ini, demi kemurahan-Nya dan manfaat sesama kita.
Gambar Allah
Menjadi gambar Allah adalah menjadi wakil Allah di dunia ini. Ini bukan semata-mata privilese melainkan juga tanggung jawab. Semakin besar hak diberikan, semakin berat pula kewajibannya. Menjadi gambar Allah bukan hanya memiliki sejumlah potensi Ilahi, tetapi bagaimana mewujudkan potensi itu bagi kemuliaan Allah.
Menjadi gambar Allah adalah menjadi wakil Allah di dunia ini. Ini bukan semata-mata privilese melainkan juga tanggung jawab. Semakin besar hak diberikan, semakin berat pula kewajibannya. Menjadi gambar Allah bukan hanya memiliki sejumlah potensi Ilahi, tetapi bagaimana mewujudkan potensi itu bagi kemuliaan Allah.
Apa maksud Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya? Supaya
manusia bisa mengelola dunia dan segala isinya ini untuk kemuliaan
Allah. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan tugas manusia itu,
“berkuasa”, “taklukkanlah” adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam
konteks kekuasaan seorang raja. Beberapa penafsir keberatan karena
menurut mereka penafsiran seperti inilah yang menyebabkan manusia
merajalela mengeksploitasi alam ini dengan segala kerakusannya dengan
dalih atas nama Tuhan. Berapa banyak kerusakan alam dan lingkungan yang
menyebabkan menurunnya kualitas hidup disebabkan ulah manusia?
Namun, kita melihat bahwa pengaturan Allah atas manusia di sini sama
sekali tidak membuka peluang untuk eksploitasi atas alam ini. Pertama,
manusia diaturkan bukan untuk menjadi raja dunia melainkan mewakili
Raja, Sang Pemilik dunia. Tindakan manusia merusak alam milik Allah
adalah tidak berkenan bahkan berdosa di hadapan-Nya. Kedua, kerusakan
alam berarti pula berkurangnya kenyamanan hidup manusia. Artinya
konsekuensi penyalahgunaan kekuasaan Ilahi akan dirasakan paling berat
oleh manusia sendiri.
Dosa yang menyebabkan gambar Allah dalam diri manusia tidak berfungsi
dengan benar. Manusia hidup bukan untuk kemuliaan Allah melainkan untuk
kepentingan diri sendiri yang bersifat merusak dan menghancurkan. Hanya
satu jalan untuk memperbaiki semua ini, yaitu dengan mengizinkan Allah
memperbarui gambar-Nya di dalam diri kita oleh karya penyelamatan Yesus.
Makna Sabat
Apa tujuan Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya pada hari yang ketujuh dan menguduskan hari itu? Apakah Allah membutuhkan istirahat setelah mengeluarkan energi yang luar biasa untuk menghasilkan karya ciptaan yang begitu sangat baik (ayat 1:31)? Tentu jawabannya tidak!
Apa tujuan Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya pada hari yang ketujuh dan menguduskan hari itu? Apakah Allah membutuhkan istirahat setelah mengeluarkan energi yang luar biasa untuk menghasilkan karya ciptaan yang begitu sangat baik (ayat 1:31)? Tentu jawabannya tidak!
Ada dua jawaban atas pertanyaan pertama. Pertama, Allah telah
menyelesaikan semua karya penciptaan-Nya secara sempurna. Oleh karena
itu, hari ketujuh adalah hari perayaan atas mahakarya itu. Dengan
berhenti bekerja pada hari sabat (kata sabat berasal dari kata kerja
syabat yang berarti berhenti), kita sedang ikut dalam perayaan sukacita
bersama Allah dalam mengagumi dan menikmati keindahan dan kesempurnaan
karya-Nya itu.
Kedua, dengan berhenti dari pekerjaan-Nya pada hari ketujuh, Allah
menyediakan model pola keteraturan kerja bagi manusia. Hanya manusia
yang diberi mandat dan tugas dari Allah untuk mengelola dunia ini.
Manusia yang terdiri dari roh dan tubuh dengan sendirinya memiliki
keterbatasan secara fisik. Ia tidak bisa bekerja terus menerus tanpa
henti. Ia membutuhkan istirahat untuk memulihkan tenaganya. Jauh lebih
penting dari itu, peraturan Sabat mengajar manusia bahwa hidup bukan
untuk bekerja saja, tetapi juga untuk menikmati hasil kerja, seperti
Allah juga menikmati karya-Nya yang sungguh amat baik itu.
Berhenti bekerja untuk beristirahat menunjukkan bahwa kita tidak
diperbudak oleh kerja. Dosa membuat manusia diperbudak oleh banyak hal
yang kelihatannya baik, tetapi menjerat dalam ketiadaan makna yang
benar. Kerja bukan lagi dilihat sebagai bagian pengabdian kita pada
Tuhan, tetapi sebagai pemuasan nafsu dan ketergantungan pada diri
sendiri, bukan pada Allah. Dengan beristirahat, kita mengakui bahwa
tubuh kita bukan milik kita sendiri melainkan milik Allah yang harus
dipelihara dengan baik agar dapat digunakan Allah untuk
maksud-maksud-Nya.
Bacaan 2, Ujian iman dan berkat yang mengalir
Seperti api memurnikan emas, Allah memurnikan iman Abraham lewat situasi sulit. Pagi itu, Abraham memulai tindakan ketaatan terbesar dalam catatan sejarah hidupnya. Dalam tahun yang lewat, ia sudah banyak belajar untuk menaati Allah. Kali ini ketaatannya menjadi sempurna.
Seperti api memurnikan emas, Allah memurnikan iman Abraham lewat situasi sulit. Pagi itu, Abraham memulai tindakan ketaatan terbesar dalam catatan sejarah hidupnya. Dalam tahun yang lewat, ia sudah banyak belajar untuk menaati Allah. Kali ini ketaatannya menjadi sempurna.
Mengapa Allah meminta Abraham mengorbankan manusia? Padahal Allah
mengutuk bangsa kafir mempraktikkan pengorbanan manusia (Im. 20:1-5).
Sebenarnya Allah tidak menginginkan kematian Ishak, melainkan ingin
menguji apakah kasih Abraham lebih besar kepada pemberian Allah (Ishak,
anak tunggalnya) atau kepada Sang Pemilik hidup. Tujuan dari ujian iman
adalah memperkuat karakter dan memperdalam komitmen kita kepada Allah,
sekaligus memahami waktu-Nya yang tepat. Melalui pengalaman berat ini,
Abraham memperteguh komitmennya dalam menaati Allah. Pemeliharaan Allah
sempurna, mengatasi segala kebimbangannya.
Memang berat untuk melepaskan apa atau siapa yang sangat kita kasihi.
Namun saat kita memberikan kepada Allah apa yang Ia kehendaki, yang Ia
kembalikan ternyata lebih dari apa yang dapat kita bayangkan. Keuntungan
rohani dari berkat-berkat-Nya selalu melebihi segala pengorbanan kita.
Karena iman dan ketaatannya, berkat bagi Abraham berlimpah. Keturunan
Abraham diberikan kemampuan untuk menaklukkan musuh-musuh (ayat 17),
bahkan mereka akan memberkati dunia. Janji Allah kepada Abraham benar
dan sudah digenapi. Keselamatan datang melalui keturunannya, Israel, dan
secara khusus melalui Tuhan Yesus Kristus.
Sangat sering kita berpikir bahwa berkat-berkat Allah adalah sebatas
pemberian-pemberian-Nya yang mengagumkan untuk dinikmati sendiri. Namun
kita belajar dari perjalanan kehidupan iman Abraham bahwa pada saat
Allah memberkati, berkat-Nya ternyata selalu ditujukan agar mengalir
kepada banyak orang. Sudahkah kita membuka diri kepada Allah agar
berkat-Nya mengalir melalui kita untuk orang lain?
Bacaan 3, Percaya itu susah?
Apa yang dilakukan oleh produsen supaya orang-orang percaya akan
produksinya dan mau membeli dan memakainya? Produsen akan menggunakan
sarana promosi seperti iklan untuk hal itu. Iklan yang baik akan menarik
orang untuk mencoba produk yang diiklankan tersebut. Iklan menjadi
semacam bukti akan kualitas produk tersebut. Hampir semua orang
memerlukan bukti seperti itu sebelum memercayai dan memakai suatu
produk. Apakah Israel memerlukan bukti untuk memercayai Allah?
Walaupun Israel sudah menyaksikan tulah-tulah dahsyat yang Allah
timpakan terhadap Mesir dan mengalami diluputkan dari tulah-tulah itu,
iman mereka masih harus dilatih untuk terus percaya dan bersandar
kepada-Nya. Itu sebabnya Allah memakai kekerasan hati Firaun untuk
mengejar mereka (ayat 4,8,17). Allah membuat Firaun menyesal telah
melepas Israel pergi, sehingga ia menghimpun pasukannya dan mengejar
mereka. Allah sekali lagi hendak memperlihatkan kepada Israel bahwa Dia
berkuasa untuk menolong mereka luput dari bahaya para musuh mereka.
Pertama, Allah melindungi Israel dengan tiang awan yang menggelapkan
sehingga menghalangi tentara Mesir menghampiri mereka (ayat 19-20).
Kedua, Tuhan membelah Laut Teberau sehingga Israel bisa menyeberanginya
dengan selamat (ayat 21-22). Ketiga, Allah membinasakan Firaun dan
seluruh pasukan Mesir dengan menenggelamkan mereka di laut itu (ayat
28). Setelah Allah memberikan bukti kepada bangsa Israel siapa Diri-Nya,
maka bangsa Israel menjadi takut dan percaya kepada Allah (ayat 31).
Allah telah membuktikan diri-Nya sanggup menyelamatkan kita dari
belenggu dosa dan melepaskan kita dari hukuman dosa melalui kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus. Adakah bukti yang lebih besar daripada itu?
Kalau demikian seharusnyalah kita memercayakan diri kita sepenuhnya
kepada pengaturan dan kehendak Allah dalam hidup ini.
Paulus dalam bacaan Epistola: Menyalibkan dosa
Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Roh Allah yang memampukan kita hidup taat pada Dia dan tidak tunduk pada kedagingan kita. Namun selama kita masih hidup dalam tubuh yang fana, godaan itu akan terus hadir. Kalau kita tidak dekat dengan Allah dan tidak mau mendengarkan pimpinan Roh-Nya, kita bisa gagal. Kita bisa terjebak lagi pada kedagingan manusia lama kita. Lalu bagaimana cara agar kita tidak mudah jatuh, melainkan semakin lama semakin kokoh dalam iman dan kekudusan?
Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Roh Allah yang memampukan kita hidup taat pada Dia dan tidak tunduk pada kedagingan kita. Namun selama kita masih hidup dalam tubuh yang fana, godaan itu akan terus hadir. Kalau kita tidak dekat dengan Allah dan tidak mau mendengarkan pimpinan Roh-Nya, kita bisa gagal. Kita bisa terjebak lagi pada kedagingan manusia lama kita. Lalu bagaimana cara agar kita tidak mudah jatuh, melainkan semakin lama semakin kokoh dalam iman dan kekudusan?
Pertama-tama, ingatlah bahwa Yesus sudah mati bagi kita. Ia sudah
mengalahkan kuasa dosa (ayat 10). Oleh karena itu manusia lama kita,
yaitu tubuh dosa kita telah ikut pula disalibkan sehingga dosa tidak
berkuasa lagi atas kita (ayat 6). Maka kita harus memandang diri kita
telah mati bagi dosa (ayat 11a). Artinya kita harus mematikan keinginan
berdosa kita. Jangan biarkan anggota tubuh kita dipakai untuk berbuat
dosa (ayat 13a). Perlu ada langkah-langkah konkret untuk tidak menyerah
pada godaan dosa. Misalnya, godaan melalui mata. Jangan gunakan mata
untuk melihat hal-hal yang merangsang hawa nafsu sehingga timbul
keinginan untuk memuaskannya. Kita harus melawan dengan serius. Caranya,
jangan lagi membiarkan mata kita membaca buku-buku yang tidak baik atau
menonton film/vcd/dvd yang merangsang birahi kita.
Kedua, Yesus sudah bangkit dari kematian. Kuasa maut sudah
dikalahkan. Kuasa Yesus sekarang membangkitkan dalam diri kita hasrat
baru untuk hidup kudus dan menyenangkan hati Tuhan. Kita harus memandang
diri kita sekarang sebagai hidup bagi Allah (ayat 11b). Oleh karena itu
panggilan hidup anak-anak Tuhan adalah menyerahkan anggota-anggota
tubuh untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang menjadi berkat
buat orang lain dan yang memuliakan Tuhan (ayat 13b). Pakailah mata kita
untuk memandang keindahan ciptaan Tuhan dengan rasa takjub sehingga
hati dan mulut kita tak putus-putus memuji kebesaran-Nya. Gunakan tangan
kita untuk menopang orang yang jatuh tersandung, sebagai wujud kasih
Allah dalam diri kita. Karyakan talenta yang kita miliki agar makin
banyak orang yang merasakan pertolongan Allah lewat hidup dan karya
kita.
Injil hari ini; Kematian bukan akhir kehidupan.
Kematian Yesus meninggalkan kesedihan mendalam di hati para pengikut-Nya. Sebagai wujud kasih dan kesetiaan kepada Yesus, para wanita pergi ke kubur untuk meminyaki dan merempah-rempahi jenazah Yesus. Mereka sama sekali tidak menduga apalagi berharap bahwa Yesus akan bangkit.
Namun ketika mereka tiba, batu di pintu kubur itu telah terguling, dan kubur Yesus telah terbuka. Mereka tidak menjumpai mayat Yesus di dalamnya, melainkan menjumpai seorang muda yang memberitahukan bahwa Yesus tidak ada lagi sebab Ia telah bangkit. Selanjutnya ia berpesan agar mereka memberitahukan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dan Ia mendahului mereka ke Galilea.
Kematian Yesus meninggalkan kesedihan mendalam di hati para pengikut-Nya. Sebagai wujud kasih dan kesetiaan kepada Yesus, para wanita pergi ke kubur untuk meminyaki dan merempah-rempahi jenazah Yesus. Mereka sama sekali tidak menduga apalagi berharap bahwa Yesus akan bangkit.
Namun ketika mereka tiba, batu di pintu kubur itu telah terguling, dan kubur Yesus telah terbuka. Mereka tidak menjumpai mayat Yesus di dalamnya, melainkan menjumpai seorang muda yang memberitahukan bahwa Yesus tidak ada lagi sebab Ia telah bangkit. Selanjutnya ia berpesan agar mereka memberitahukan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dan Ia mendahului mereka ke Galilea.
“Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini”. Perkataan ini mengandung
dua pengertian. Pertama, bahwa Yesus tidak mati. Ia hidup kembali,
karena Ia adalah sumber hidup itu. Ia telah menang atas maut. Karena itu
Ia tidak lagi berbaring di tempat kematian itu.
Kedua, hati yang tadinya dirundung duka mendalam, berganti sukacita.
Sinar paskah mulai bercahaya, kegelapan mulai sirna. Patutlah kiranya
bila sekarang ini kita pun menyambut berita tentang kebangkitan Yesus
dengan takut dan iman.
Renungkan : Kebangkitan Yesus memberikan kepada kita pengharapan akan
masa depan yang gemilang. Semua tantangan dan pergumulan tidak lagi
dihadapi dengan perasaan putus asa melainkan dengan keyakinan dan
harapan bahwa Yesus telah menang atas dosa.
DOA :
Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Kata-kata
pujian apakah yang dapat kupersembahkan bagi-Mu. Kematian telah Engkau
kalahkan. Kehidupan ilahi-Mu kini hidup di dalam diriku. Tuhan Yesus,
aku akan mengasihi Engkau dan memuji-muji kebesaran-Mu selama-lamanya.
Amin.
Posted by
Kasih Yesus
on
8:20 AM
.
Filed under
Renungan Harian
.
You can follow any responses to this entry through the
RSS 2.0