Runtuhnya Yesrusalem dan kedatangan Kristus
Posted by Kasih Yesus Renungan Harian 8:49 AM“Akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah kepalamu, sebab pembebasanmu sudah dekat.” (Luk 21:20-28)
Bacaan Pertama: Dan 6:12-28; Mazmur Tanggapan: Dan 3:68-74
Seorang anak muda, murid yang cemerlang, mengajukan pertanyaan yang
sulit kepada guru agamanya. Karena tidak mampu untuk memberikan jawaban
yang memadai, maka sang guru menjawab: “Oh, itu suatu misteri iman”.
Sekarang, pertanyaannya adalah apakah “misteri” itu sebenarnya? Suatu
misteri bukanlah sesuatu yang kita tidak dapat ketahui samasekali.
Misteri adalah sesuatu yang tidak dapat kita ketahui sepenuhnya, tidak
dapat diketahui segalanya. Kedatangan Kristus untuk kedua kalinya, yang
kita baca dalam Injil hari ini adalah salah satu dari misteri itu. Kita
tidak dapat mengetahui segala sesuatunya tentang kedatangan kembali
Kristus dalam kemulian kelak, kita tidak tahu kapan hal itu akan
terjadi, tidak tahu peristiwa-peristiwa aktual apakah yang mendahului
kedatangan-Nya, dan bagaimana penghakiman terakhir akan berlangsung.
Akan tetapi, kita dapat mengetahui beberapa hal, dan salah satunya terdengar tidak mengenakkan: “Kerajaan Kristus baru akan menang sesudah serangan terakhir kekuatan-kekuatan jahat”
(Katekismus Gereja Katolik [KGK], 680). Kitab Suci mencatat bahwa
kedatangan kembali Yesus akan didahului oleh suatu masa yang dipenuhi
dengan gejolak-gejolak dramatis dalam masyarakat, menyangkut peperangan,
tanda-tanda pada alam ciptaan, kekacauan dlsb., baik di dunia maupun di
dalam Gereja sendiri. Bangsa akan melawan bangsa dalam peperangan. Kita
akan melihat kelaparan, wabah penyakit menular dan pengejaran serta
penganiayaan terhadap umat beriman. Akhirnya orang-orang tidak lagi taat
kepada kebenaran, melainkan semakin percaya kepada hal-hal yang ridak
benar, yang tidak berasal dari Allah.
Peringatan
yang diberikan oleh Yesus di atas bukanlah dimaksudkan untuk
menakut-nakuti kita. Peringatan Yesus itu dimaksudkan untuk
mempersiapkan diri kita. Yesus membawa pesan kasih dan belas kasih,
bukan pesan mala-petaka dan kemurungan. Ia datang untuk menolong kita
agar siap dalam menghadapai akhir zaman. Yesus tidak pernah mengatakan
semuanya akan mudah dan senantiasa berjalan mulus. Kita tidak begitu
saja dapat berpindah dari kerajaan dunia ke kerajaan Allah, seperti
pindah kamar tidur yang letaknya bersebelahan. Akan tetapi, apabila kita
mempersiapkan segala sesuatu dengan baik sambil mengambil
langkah-langkah khusus yang akan membantu kita bertumbuh dalam kasih dan
pelayanan kepada Allah dan sesama, maka kita dapat mengantisipasi
sesuatu yang indah bersama Allah dalam kehidupan yang kekal. Santo
Paulus menulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak
pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati
manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1Kor 2:9; bdk. Yes 64:4).
Oleh karena itu marilah kita memusatkan perhatian kita pada persiapan
yang tidak dipenuhi rasa takut akan akhir zaman yang menggemparkan itu.
Baiklah kita yakin akan kemenangan Yesus dan marilah kita mempersiapkan
awal penuh kemuliaan dari kehidupan kekal: berjalan dalam iman, bukan
keraguan; dipenuhi dengan pengharapan, bukan kekhawatiran; dan bertumbuh
dalam kasih, bukan rasa takut. Yesus telah mengalahkan dunia. Dia telah
mengalahkan dosa dan maut. Sekarang Ia sedang menunggu waktu yang tepat
untuk kembali dan membawa kita pulang ke rumah Bapa.
DOA: Bapa surgawi, Allah yang baik dan kekal,
tolonglah aku mempersiapkan dengan antisipasi besar akan kehidupan
kekal. Aku ingin berada bersama Engkau dan keluarga yang telah
Kaukumpulkan dalam kekekalan kerajaan-Mu. Amin.